Misi-misi Baru yang Menetas di Malam Hari
11:57 PM
“..Tlah bulat tekad untuk mengabdi mengemban misi bersih suci”
Penggalan hymne tersebut bukan milik saya, dan bukan menjadi kewajiban bagi saya untuk menghafalnya. Tetapi hymne tersebut seolah-olah meminta untuk di hafal luar kepala meski saya tau belum ada kepastian akankah saya dapat menjadi bagian darinya. Ya, itu adalah penggalan hymne PPSDMS NF yang saya peroleh pada PA bulan lalu. Minta do’anya teman-teman supaya diberikan yang terbaik nggih, hehe.
Kata-kata itu bukan kata-kata biasa. Mengandung banyak pengertian dan menimbulkan ketidaksabaran bagi kami yang menggebu.
Misi-misi baru yang menetas di malam hari
Semalam, tiba-tiba saya termenung diatas kasur memandang mading dan kalender yang letaknya hanya berjarak 5 cm berdampingan di depan saya. Mereka mengingatkan saya pada banyak hal. Di mading, tertulis cita-cita, tugas, kata-kata mutiara, dan beberapa nama tokoh dan beberapa nama kalian yang menjadi motivasi saya untuk terus menjadi lebih baik. Bersamaan dengan memandang mading, kalenderpun minta dipandang juga. Kali ini lebih ‘sadis’. Dia mengingatkanku pada sesuatu yang lumayan mengerikan. Ya…. Mereka adalah… deadline.. huff. Agustus ini pasti menjadi bulan yang sibuk terlebih untuk kami-kami mahasiswa baru dan kakak panitianya. Semangat, semangat!
Selang beberapa menit dari hasil memandang tersebut, terlintas misi-misi yang inshaAllah dikatakan sebagai misi bersih dan suci. Tak ingin kehilangan kesempatan untuk bermimpi lebih tinggi, segera kuraih buku agenda dan menulisnya.
Rentetan misi telah tertulis rapih---eh engggak juga sih---di buku agenda. Keinginan yang terus menggebu untuk segera di realisasikan mulai mendesak hati dan pikiran. Tetapi ilmu minim yang kupunya masih menjadi halangan untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut besok atau lusa. Kepercayaanku terhadap mimpi yang akan terwujud suatu saat nanti, memotivasiku untuk terus memberi asupan ilmu pada otak ini. Aku yakin, dengan niat dan ikhtiar yang sedang dimaksimalkan, Allah pasti melihatnya dan biarkan Ia menentukan yang terbaik untuk kita. Aamiin..
Bermimpi tak lepas dari melihat kesuksesan orang lain. Bermimpi berangkat dari melihat orang yang telah berhasil dengan usahanya sehingga menimbulkan rasa ingin menjadi seperti mereka. Imitasi? Bukan. Kita tidak bisa menjadi sama persis dengan mereka. Pikirkan dan sadarkan diri bahwa kita terbentuk dari latar belakang yang berbeda, kondisi yang berbeda pula. Jadikan mereka motivasi untuk menjadi lebih baik.
Hati dan pikiran seolah memimpin sebagai garda terdepan dalam mewujudkan impian. Sebenarnya, lebih kepada konsistensi dan nafsu. Kalau saja pada hari ini sudah bulat tekadnya melakukan hal ‘A’, ‘B’, ‘C’, tapi ditengah bilangan hari ada hal yang memanggil kembali rasa malas dan saling mengabaikan, kacau lagi. Jatuh lagi, harus berangkat lagi. Motivasi lagi. Kalau siklus nya seperti ini terus, terganggu nafsu, kapan konsistennya.. Ini juga perlu menjadi perhatian khusus bagi saya. Hehe, maka dari itu saling menyemangati itu perlu:’
Pemimpin. Siapa yang tidak mau menjadi pemimpin? Sudah sepantasnya cita-cita ini ada di setiap benak kita. Apapun cita-citanya. Menjadi pemimpin harus punya dasar dan ilmu yang kuat, harus punya jiwa sosialisasi yang tinggi, dan yang terpenting adalah mempunyai niat untuk membantu ‘rakyatnya’ yang juga bercita-cita menjadi pemimpin. Cara ini bisa tersirat maupun tersurat. Mulia sekali jika pemimpin itu telah mampu bersikap demikian. Ada quotes seperti ini yang saya dapat dari kalender UTY tempat mas saya kuliah, tepatnya di jurusan teknik elektro: “If your action inspire people to do more, learn more, and dream more you are a LEADER” Dan ini realistis, haq.
Kalian yang berada di belakang layar
Saya rasa saya telah menemukan pemimpin-pemimpin yang demikian di perjalanan hidup saya. Aktivis sosial yang luar biasa keren, mampu berbaur, dan gemar membantu kepada siapapun. Berkontribusi dimanapun dan kapanpun. Ilmunya pun memadai, meski sekarang Ia masih terus memperkayanya. Memang, belajar itu seumur hidup. Saya bangga untuk mengakui bahwa orang tersebut adalah pemimpin bagi kami.
Saya juga mempunyai teman yang demikian. Hal apapun selama itu positif, ia jadikan prioritas. Bahkan menuntut kami yang pada saat itu satu tim dengannya dalam suatu event menggelengkan kepala dan bahkan ingin mencegahnya untuk, ‘Hei udah, gantian kita aja’. Ide-idenya yang cemerlang juga menjadi factor utama dan tentu, motivasi bersama.
Bukan hanya teman yang memotivasi yang perlu hadir di dalam kehidupan ini. Teman yang selalu membuat keadaan menjadi renyah dengan tawa yang tidak dibuat-buat pun menjadi unsur utama untuk menyadarkan bahwa hidup ini bahagia yang harus terus dijalani dengan bahagia. Hanya dengan melihat mukanya saja saya sudah tertawa karena mengingat tingkahnya yang lucu.
Satu lagi yang utama dan jangan pernah untuk dilupakan. Sahabat menuju surga. Siapapun ia yang telah mengingakan dan memacu saya untuk terus berjuang di jalan Allah, mereka adalah sahabat menuju surga, InshaAllah.
Misi dan kalian, agen motivasiku
Kembali ke tajuk: misi-misi baru ku yang menetas semalam. Jika ditelisik lebih jauh lagi, mungkin misi-misi tersebut sebenarnya telah ditanamkan olehNya dalam diri ini sejak aku dalam kandungan. Misi yang Allah berikan kepada hambanya yang lemah ini untuk tetap menegakkan tiang-tiang agama dan bangsa. Namun, waktu dan nafsu membuat misi tersebut enggan menetas lebih dini. Saat aku SMP, atau SMA mungkin. Disaat yang lain telah mengerti jawaban ‘Untuk apa aku hidup?’
Tapi aku lega, akhirnya misi tersebut menetas. Membangkitkan semangat untuk berubah. ditambah setiap membuka ponsel ataupun laptop yang terhubung dengan internet disitu disuguhkan berbagai prestasi dan kontribusi teman-teman saya semua :’ mereka bisa seperti itu, mengapa saya belum---bukan tidak---? lagi-lagi pertanyaan ini muncul.
Setiap aku bercerita kepada orang yang belum tepat tentang nisiku, atau orang tersebut yang tidak sengaja---ataupun sengaja---melihat rentetan misiku, yang kudapat bukanlah motivasi. Hanya cibiran yang menyiratkan kata-kata ‘Elah, emang kamu bisa? gaya amat sih.’ dan tawa mengejek. Haha, hati mana yang tidak sakit. Rasanya menyesal untuk bercerita dengannya. Tetapi dengan itu, aku bangkit dan bersemangat untuk mewujudkannya. Gemas.
Misi-misi tersebut seolah menjadi privasi
Sebenarnya bukan minder, hanya gemas dengan orang-orang yang demikian. Misi-misi yang telah tertulis di beberapa tempat khususnya buku agenda, seolah menjadi privasi. Privasi antara kami bertiga: Allah, aku, dan kamu buku agendaku. Huff.
Yang saya lakukan saat ini adalah melihat kemauan dan potensi diri. Maka, dengan niat mulia untuk misi yang mulia, yang perlu dirutinkan saat ini adalah ikhtiar dan tawakal. Ohya, dan membuat Productive time! Jam-jam wajib produktif. Ini manjur sekali.
Pada akhirnya, misi-misi baruku.. menetaslah dengan sempurna dan belajarlah untuk ‘berlari’ demi
mencapai visi yang lebih mulia..
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan (doa) bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong diri dari beribadah (berdoa) kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al-Mukmin/Ghaafir: 60)
Rumah Duniaku
Sabtu, 8 Agustus 2015
9.56 am
[UC]
3 comments
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamu'alaikum UC. Saya mau bertanya tentang apa yang UC maksud dengan Productive time ? Alhamdulillah saya sudah tau dari postingan UC diatas bahwa artinya jam-jam produktif tapi maksudnya apa dan bagaimana menentukan jam-jam wajib produktifnya UC sendiri ? Terimakasih :)
ReplyDeleteHalo, wa'alaykumussalam! mohon maaf sekali saya baru lihat-lihat komen hehe. Terimakasih banyak yaa sudah menyempatkan untuk membaca :)
DeleteBegini, bagi saya, jam produktif adalah jam dimana kita akan fokus untuk menyelesaikan suatu tugas. Fokus ya kuncinya. Karena pad dasarnya, multitasking itu gaada dan gabisa (Ini udah banyak ditulis oleh pakar. Kalau kamu suka baca medium, disitu ada artikel bagus tentang fokus dan multitasking). Yang ada hanyalah fokus dan menyelesaikannya dengan cepat sehingga kita tidak hanya menyelesaikan 1 tugas saja.
Nah, bagaimana caranya? Ini kembali kepada tipe masing2. Kalau saya, saya hanya bisa memiliki jam produktif ketika saya melakukan me time. Sesuai namanya, me time. Waktu sendiri. Saya akan mencari tempat nyaman yang jauh dari kebisingan, sendiri, bersama laptop, dan matikan handphone atau line pc atau whatsapp pc. Intinya jangan ada yang mendistract konsentrasi kita. Sharing aja nih, saya suka sekali dengan yang namanya me time, karena dari situlah akan banyak karya-karya yang muncul.
Begitu... jika ada saran atau yang kurang jelas, boleh di reply lg atau kindly email me ya. Hehe terimakasih sudah membaca, salam kenal! :)