Wajar bagi peserta didik mahasiswa baru cemas
menghadapi hari dimana masa orientasi pengenalan kampus yang kemudian
biasa disebut dengan ‘Ospek’ dimulai. Seperti kita ketahui, di Indonesia
masa ospek kerap kali menjadi ajang perploncoan dan wujud balas dendam
senior terhadap junior. Lucu sebenarnya apabila kita mengamati anak
(yang akan masuk) kuliah berjalan menyusuri trotoar dengan tas gandum,
pita warna warni pada rambut, dan tak lupa pula nametag sebesar papan
tulis yang dikalungkan pada leher.
Pertanyaan-pertanyaan pun
muncul dengan cepat dan menyegerakan jawaban: Kenapa harus seperti itu?
Apa essensinya? Apa tujuannya? Untuk melatih kedisiplinan kah? Bagaimana
bisa mengukur kedisiplinan dengan raga yang dipaksa ‘tampil’ seperti
itu? Semakin banyak aksesoris, semakin disiplin? Kalau begitu, setiap
masuk kuliah pakailah aksesoris tersebut. Siapa tau jadi mahasiswa
teladan berkat kedisipinanmu itu.
Hey, come on! Kita hidup di
era modern, bukan lagi konvensional! Kalau kata Ibu Nastiti, dosen FEB
UGM ‘Berpikirlah seperti orang intelek. Karena kalian adalah
intelek-intelek muda calon pemimpin bangsa’ Jika direnungkan, kata-kata
ini memang benar. Kaum intelek harus berpikir cerdas untuk menghasilkan
‘produk’ yang berkualitas. Tentu saja dengan membela yang benar. Kasus
perploncoan ataupun perwujudan dari balas dendam tidak akan sirna
jikalau tidak ada generasi yang bersedia untuk melakukan revolusi demi
mencetak generasi yang baik berikutnya.
Perkenalkan, Ospek UGM bernama PPSMB
Tujuh
hari yang lalu, tepatnya pada hari Senin, 18 Agustus 2015 mahasiswa/I
Universitas Gadjah Mada memulai ospeknya. Bukan, bukan ospek! Di
Universitas Gadjah Mada (UGM) Ospek diberi nama PPSMB (Pelatihan
Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru) Palapa 2015. Membaca singkat
kepanjangan dari PPSMB, perasaan ngeri di benak saya sedikit berkurang.
‘Enggak bakal dijahatin kok Peh, coba deh kamu liat kepanjangannya’
selalu saja kalimat ini muncul untuk meyakinkan diri. Tapi… ya sebagai
mahasiswa baru yang sudah pernah di ospek di SMP, SMA, dan melihat
beberapa tayangan di televisi tentang ospek, ya.. tetap saja ngeri.
Kami adalah Kertanegara Empat
Hari pertama, kami gugus Kertanegara 4 wajib datang sekitar pukul 06.30 WIB sudah berada di GSP Sayap timur, tepatnya di depan Fakultas Ilmu Budaya. Rangkaian acara dimulai dari acara pembukaan. Kami memasuki lapangan GSP secara berurutan-semi acak- melalui pintu A, B, C, D, E, dan F GSP.
Begitu
masuk, kami diminta untuk tidak mengenakan jaket almamater kami
terlebih dahulu, hingga PPSMB PALAPA 2015 resmi dibuka oleh ibu Rektor
Prof. Ir. Dwikorita, M.Sc, Ph.D. Pembukaan ini ditandai dengan
penyematan jas almamater dari perwakilan gamada yang berasal dari setiap
pulau di Indonesia dan beberapa gamada muda dari luar negeri. Yap,
tahun ini UGM menerima sedikitnya 20 mahasiswa yang berasal dari belahan
dunia lain sebagai contoh Denmark, dan Prancis!
Seorang tokoh alumni UGM yang bisa dikatakan sukses meniti karirnya pun tidak lupa didatangkan oleh UGM. Tahun lalu, UGM menghadirkan Bp. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan Republik Indonesia dan tahun ini, UGM menghadirkan Bp. Ganjar Pranowo selaku gubernur Jawa Tengah dan merupakan ketua dari Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA). Beliau membawakan Orasi yang sangat menarik hingga semua mata gamada tertuju padanya. Oh ya, Pak Ganjar ini, juga sempat memanggil mahasiswa termuda kita, Aldo Meyolla dari Fakultas Kedokteran prodi Pendidikan Dokter yang masih berusia 14 tahun! Subhanallah. Yas, Aldo dan Pak Ganjar pun sedikit berbincang dihadapan kami semua, gamada muda.
Setelah sesi pembukaan, penyematan jas almamater, sambutan, dan orasi-orasi, kami yang pada saat itu duduk sila dan menggunakan caping –menghindari terik matahari, bukan perploncoan!—disuguhkan penampilan beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang merupakan salah satu kegiatan unggulan UGM, yang mengantarkan UGM dikenal hingga ranah Internasional. UKM yang tampil pada saat itu diantaranya adalah Marching band, Merpati Putih, Resimen Mahasiswa, dan.. Palupo Palupi mascot PPSMB PALAPA UGM. Gamada muda pun antusias terhadap apa yang disuguhkan dihadapan mereka semua.
Welcome to the super cool FEB UGM!
Setengah
hari pun berlalu dilanjutkan dengan pergi menuju tempat gugus kami
masing-masing akan mendapatkan materi. Kertanegara 4 mendapat tempat di
Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang berada tidak jauh dari GSP.
Alhamdulillah, kami bisa beristirahat lebih dulu. Ohiya, bercerita
sedikit mengenai FEB yang telah mendapatkan lisensi sebagai Kampus
Ekonomi Internasional, gedung yang kami tempati ini sangat-sangat
nyaman! Kami berada di ruang U-213 ruangannya full ac, dan background
untuk pengajaran pun sangat berkelas. Aduh, saya tidak begitu mengerti
ini disebut apa. Yang jelas, setiap kelas seperti auditorium. Dilengkapi
juga label meja. Sugoi pokoknya. Kamar mandi yang udah kaya di mall dan
musholla kecil dan nyaman pun menjadi nilai plus bagi FEB ini. Whoops!
Well done, FEB!
Kegiatan
dikelas pun fun tetapi tetap edukatif. Kami berlimapuluhdua orang dari
berbagai fakultas mendapatkan materi-materi ringan namun dalam
implementasi berkelompok dipacu untuk aktif, berpendapat, dan
bekerjasama. Misalnya pada materi ke-UGM-an, kami diajak kak cofas kami,
kak sari dan kak afi untuk bermain ‘Ranking satu’ jadi kita duduk
dibawah dan diajukan pertanyaan seputar UGM melalui slide presentasi dan
menjawabnya di kertas hvs kemudian diangkat tinggi. Bagi yang salah,
keluar dari barisan.
Ada lagi nih, seputar UKM. Kita diajak
untuk membuat drama yang mencerminkan UKM-UKM tersebut. Dari kerjasama
kelompok ini, sadar tidak sadar kami dapat mengenal satu sama lain dan
mengerti karakter dari setiap orang.
Berpisah untuk Geospace
Dua hari pertama pun berlalu. Dan kami untuk sementara berpisah dua hari lamanya untuk menghadapi PPSMB Fakultas kami masng-masing. Yap, saya menuju Fakultas Geografi untuk PPSMB Geospace! *takut* *banget* Owkay. Saya tidak akan membahas PPSMB Geospace disini….
Kami Berkumpul kembali
Sabtu, 22 Agustus 2015. Kami berkumpul bersama lagi di U-213 FEB untuk mendapatkan materi softskill yang diisi oleh dosen FEB yang super! Ibu Dr. Nastiti.
Pertama, kami membicarakan mengenai strategi-strategi. Mulai dari Strategi Adaptasi, Strategi Membangun Mimpi, Strategi Sukses, dan Strategi Emosi. Tetap tidak ada ketegangan yang berarti dalam sesi ini. Seperti yang saya katakan, tetap fun dan edukatif! Yay. Pada strategi adaptasi kami diminta untuk berkelompok sesuai dengan huruf depan nama panggilan kami (ya saya sendiri, saya ‘U’ sendiri. Baiklah) kemudian diacak lagi sesuai dengan tinggi badan. Yap saya berada di kelas paling bawah diantara 150-160 cm.
Dari situ, kami diminta untuk berkenalan satu sama lain. Kemudian kami kembali ke tempat masing-masing dan tidak lama kemudian membentuk kelompok kembali dengan cara berhitung. Kami saling bercerita tentang gambar sungai hasil dari iimajinasi kami terhadap bayangan cerita yang disampaikan oleh kak sari. Dan ternyata, gambar-gambar kami yang konon hanya seperti benang kusut itu –punya saya sih lebih tepatnya—memiliki arti atau filosofi yang keren!! Kak Sari pada saat itu menyuruh kami memejamkan mata dan membayangkan kami sedang menyusuri sungai yang berkelok-kelok dengan banyak batu di dalamnya dan ada jembatan di sungai tersebut.
Setelah dituangkan pada gambar dan perwakilan dari kami menceritakan filosofinya, menakjubkan! Ada yang bercerita tentang perjalanan hidup mereka, ada juga yang pengalamannya saat dua kali akan hanyut di sungai.
Punya saya sendiri filosofinya adalah: Hidup ini memang tak semulus yang kita bayangkan. Hidup ini pasti berkelok-kelok dengan banyak batu sebagai rintangan. Tetapi sebenarnya batu tersebut tidak selalu menjadi penghalang. Sangat mungkin terjadi batu tersebut menjadi penyelamat nyawa kita apabila arus sungai menjadi deras. Dan pada saat itu, saya membayangkan sungai tersebut terletak di tengah-tengah hutan belantara yang gelap. So, di dalam gelapnya kehidupan pasti ada ‘sungai’ yang indah sebagai pelita kami. Dan untuk melewati batubatu penghalang, keberadaan jembatan diatas sungai dapat kita manfaatkan untuk menyeberanginya. Maka, jembatan itu dapat kita gunakan sebagai akses dalam menghindari ataupun melawan rintangan hidup. Nggak nyambung, ya? Abaikan.
Kemudian di strategi Membangun
mimpi, kami berkelompok lagi secara acak dan diberi tantangan untuk
membuat menara setinggi mungkin dari barang-barang yang ada di sekitar
kami. But, no chair please! Kata bu Nastiti. Akhirnya kelompok kami
membuat menara tersebut dari tas-tas kami, jas almamater kami, kertas,
bolpoin, dan aqua. Awalnya dapat berdiri tetapi pada akhirnya… hm nggak
bisa. Roboh. Diwaktu penilaian, pada akhirnya kita mengangkat botol yang
sudah ditempeli dengan bolpoin-bolpoin yang disambung. Dan menara kita
dinamai bu Nastiti dengan… Invisible tower. What an amazing :’)
Pokoknya,
setiap materi strategi selalu diberikan praktek melalui berkelompok.
Sesi soft skills ini setiap harinya dimulai dari jam 07.00-15.00 WIB.
Sebentar lagi kami berpisah
Minggu, 23 Agustus 2015. Hari terakhir rangkaian PPSMB PALAPA 2015. Dresscode yang kami gunakan adalah kemeja putih, dasi hitam, rok kain hitam untuk putri, kerudung putih, jas almamater, caping merah, cocard, dan sepatu dominan hitam. Jam 07.00-11.00 masih diisi dengan soft skill oleh ibu Nastiti. Kali ini tentang Leadership, Entrepreneur, dan Teamwork.
Sesi Entrepreneur kami diberikan video perjuangan Wirausaha Bp. Saptuari dari FAKULTAS GEOGRAFI :3 yang sukses di kedai deigitalnya. Adakah yang belum tau tentang Kedai digital? Itu lho, digital printing yang nantinya mug, piring, jam atau mungkin rumah kalian bias digambari dengan foto yang kalian kehendaki. Biasanya laris untuk cinderamata atau kado buat orang-orang tersayang. *ciee
Okay, kisah tersebut sangat
mengharukan. Konon, beliau berasal dari keluarga yang pada saat
perekonomiannya masih susah. Modal pun tak punya. Hingga kasih sayang
dan kepercayaan ibu yang sangat besar terhadap anaknya, Ibu dari Bp
Saptuari ini meminjamkan sertifikat rumah mereka untuk digadaikan.
MasyaAllah.. dari situ, karirnya melunjak tinggi.
Kemudian,
rangkaian softskill kami ditutup dengan materi teamwork yang melibatkan
kelompok (lagi). Kami berhitung, dan berkumpul dalam satu kelompok.
Kemudian berbaris. Wait, Tapi barisnya berdasarkan urutan tanggal lahir.
Beruntung saya tanggal 10 jadi tidak di depan. Karena yang paling depan
mengambil karet di meja menggunakan sedotan kemudian menyalurkn dari
sedotan yang di gigit ke sedotan teman di belakangnya.
Tantangan semakin asik karena diiringi music dangdut yang diputar by youtube oleh bu Nastiti. No! saya teh nggak suka dangdut. Tapi jadi berasa di perlombaan 17an gitu deh. Dan yas! Kelompok kami, kelompok empat memenangkan kompetisi ini dengan cepat dan pertama! Wohooo karet kami semuanya sudah berpindah di sedotan teman kami yang paling belakang. Dari sini, teamwork berperan.
Selebrasi, kami datang!
Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB dan kami segera berkemas untuk mengikuti closing ceremony di lapangan GSP. Kami pasukan caping merah pompom putih menunggu giliran untuk masuk kedalam formasi logo ASEAN yang sedang dalam proses. Tak lama kemudian, gugus kami dipanggil. Sekitar pukul 14.30 WIB, formasi ASEAN sudah sempurna terbentuk.
Acara
penutupan pun dimulai dengan orasi dari Presiden Mahasiswa kami, Mas
Satria Triputra Wisnu Mukti! Mahasiswa FISIPOL angkatan 2011.
Orasinya sungguh memukau dan menggetarkan lapangan GSP, dan hati kami
masing-masing. ‘Kami minta kepada ibu Rektor, turunkan UKT Universitas
Gadjah Mada!’ sontak riuh gamada muda yang mendukung penyataan tersebut
pun menggelegar. Saya kira, tidak ada satupun gamada muda yang mau
melewatkan orasi keren ini! Di akhir orasinya, Mas Satria meminta kami
untuk mengucapkan Sumpah Mahasiswa Indonesia seperti yang Ketua BEM FGE
sampaikan pula pada kami saat penutupan Geospace. Amazing Leaders!
Orasi
PresMa, dilanjutkan oleh Bp Mantan ketua BEM KM UGM yang kini (atau
pernah) menjadi Presiden BEM seluruh Indonesia (Maaf saya lupa
namanya..) Motivasi-motivasi pun mengalir dari ucapannya hingga ke hati
para gamada muda. Dilanjutkan dengan penutupan secara resmi oleh ibu
Rektor kami dan dilanjutkan lagi dengan selebrasi. Selebrasi yang
supeeeer! Selebrasi inti
Selebrasi
awal berhenti sejenak dan kami disuguhi lagi UKM-UKM diantaranya
berkuda, Swagayogama, GMCO dan Kesenian jawa seni Surakarta. Keadaan
lapangan yang saat itu tidak terlalu terik dan berdebu membuat kami
seakan betah untuk menonton UKM dan melakukan selebrasi akhir.
PPSMB Palapa resmi berakhir, kami bersiap untuk cita kami masing-masing
Daaaan…
itulah cerita saya untuk PPSMB PALAPA 2015 yang ternyata menepati
janjinya: Anti Kekerasan verbal, fisik maupun lainnya. Mungkin bagi
beberapa orang, ‘Ini mah bukan ospek. Ospek tuh melatih kedisiplinan.
Dibentak-bentak gitu. Biar ngerti dan hormat sama yang lebih tua’ Yas,
it’s okay I appreciate your opinion but actually this is what truly
should called as the new college student orientation! Orientasi untuk
pengenalan kampus. Di negara maju pun sistem ospek seperti PPSMB, coba
browsing.
Untuk masalah tidak hormat kepada kakak tingkat?
Hei, we are growing! Kita sudah besar dan mampu untuk mengerti mana yang
harus dihormatii dan seperti apa kedisiplinan itu. Yes, akhir kata…
terimakasih panitia dan pihak lain yang bersangkutan! Hidup Mahasiswa
Indonesia!
Untuk melihat video PPSMB PALAPA 2015:
Youtube channel: PPSMB Palapa UGM (Saat ini belum ada videonya)
Instagram Channel: ppsmbpalapa_ugm
UGM? Pancasila Jiwa kami, Bakti untuk Negeri, UGM Bersatu, Bangkitlah Nusantaraku! Hidup Mahasiswa Indonesia!
Selasa, 25 Agustus 2015
7. 51 pm
[UC]