Namanya Nakula,
dan satunya Srikandi. Adalah sebutan bagi peserta Rumah Kepemimpinan Regional
tiga Yogyakarta.
Nakula,
Srikandi.. sudah berapa lama kita ‘sepakat’ untuk menjadi saudara sampai surga?
Sepertinya masih bisa dengan mudah dihitung dengan jari ya. Apa saja yang telah
dirasakan masing-masing dari kalian? Banyak ya pasti. Ada suka, duka,
haru, sendu, dan masih banyak lagi. Tetapi, jika boleh menebak, diantara kita
masing-masing (Nakula, srikandi) pasti banyak keceriaan yang terjadi. Ya, kan?
Alhamdulillah.
***
Srikandi,
betapa singkat waktu yang saya perlukan untuk dapat mengenal kalian jauh
sebelum deep introduction. Betapa
mudahnya membuat asrama ini nyaman untuk ditinggali, untuk sekadar bercengkrama
sampai larut malam, atau melakukan hal lainnya. Bismillah, semoga kehangatan
ini senantiasa terus terjalan hingga masa pembinaan kita selama 22 bulan, dan
menciptakan kehangatan di surga kelak ya, aamiin.
Srikandi, apa
kau sadar bahwa sebenarnya kita ini adalah srikandi-srikandi tangguh? Masa-masa
pra asrama kita gunakan untuk bersih-bersih asrama. Dari yang tadinya aula
bawah penuh dengan barang, sampai tiada satu koper pun tergeletak. Dari mulai
bolak-balik jalan kaliurang untuk beli kaleng-kaleng cat, kuas, perabotan
kamar, dan lain-lain. Sampai ngecat satu kamar saja bisa dua sampai 3 hari
dilembur karena saking senangnya kita menyambut kamar baru dengan warna baru.
Ada pink, biru, hijau, dan krem. So
colorful!
Sesaat kami baru
saja akan menyeka peluh, ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB.
Itu artinya kita harus rehat sebentar, bersih-bersih, mandi, dan persiapan
sholat maghrib berjamaah. Selepas maghrib, kita baru sadar kalau kita belum
makan. Pergilah kita ke warung depan untuk makan sambil bercengkrama asik
ditemani pemandangan jalan raya yang sibuk dengan arusnya, dan megahnya
alfamidi di depan mata.
Makanan sudah
tersaji di depan, kita mulai makan dan tak terasa adzan isya pun berkumandang.
Itu artinya kita harus segera menyelesaikan makan malam, sholat isya berjamaah,
dan cus berangkat ke asrama nakula untuk persiapan haflah. Hectic banget lah kalau ingat masa-masa gini, meskipun diawal kami
nggak sengaja ngaret karena masalah
waktu.
“Ayoo srikandi kita ke nakula,
cepetan yaa”
“Ada yang sendirian nggak? Bareng doong”
“Eh udah jam segini ayo
buruan udah ditungguin”
“Ya Allah dah jam segini, ayooo srikandiiii biar nggak
kemaleman”
“Yang masih bebres, nanti nyusul yaa”
Kira-kira itulah
seruan-seruan yang seringkali terdengar tiap kita akan berangkat ke Nakula.
Sesampai kita di
Nakula, langsung deh kita latihan haflah se maksimal mungkin. Yaa karena kita
tadinya terlambat, start latihan
haflahnya pun terlambat juga. Kita maksimalkan waktu kami yang tidak banyak
karena srikandi harus pulang paling lambat jam 10 malam (saat agenda pra
asrama). Rutinitas ini kita jalani seminggu selama agenda pra asrama. Ya,
seminggu sebelum National Leadership Camp 2016.
***
Banyak sekali hal-hal yang terjadi selama agenda pra asrama. Terlebih
diantara Nakula Srikandi 8, yang memiliki cita sama: Menang Haflah NLC 2016. Jika boleh jujur, prinsip utama kita adalah menghibur penonton, dan menang adalah bonusnya. Semangat ini kian terpompa lebih tinggi. Dinginnya angin pun
tak masalah, lelahnya nakula pun tak terlihat pada diri mereka meski bahkan
saya tau nakula lelah. How could we say
not if the actors are Nakula? It’s a
likely thing happened if they showed off their tiredness even not in a direct
way : )
Ada suatu peristiwa yang membuat kita semua merenung. Dan sendu. Atmosfer
tidak nyaman saat itu sebentar mengelilingi Nakula dan Srikandi. Entah apa yang
harus saya katakan. Yang pertama, saya pikir masalah yang pertama memiliki
beban berat di Srikandi. Masalah waktu. Sesak di hati mulai muncul tanpa
permisi, suasana bersalah mulai menyelubungi hati saya. Dan berteriak di dalam
hati bahwa saya tidak akan mengulanginya lagi atau yang terkena imbasnya adalah
semua. Nakula dan Srikandi.
Saat sesak itu masih kuat mengguncang hati, muncullah suatu 'argumen'
bahwa ini bukanlah sepenuhnya salah srikandi, ia mewakili untuk
meminta maaf karena ia pun mengakui bahwa nakula pun juga bersalah. Tetap saja
saya merasa bersalah.. Tapi Allah memang Maha Baik, Ia tunjukkan jalan untuk
diadakannya evaluasi agar kita bisa saling menghargai. Utamanya dalam 3 hal Respect to People, Respect to Time, and
Respect to system. Alhamdulillah.
***
Sepucuk Surat untuk Kalian, Nakula dan Srikandi Delapan
Halo Nakula Srikandi 8.. saya speechless seusai NLC 2016 kita jalani
bersama. Hai Nakula Srikandi.. ingatkah kalian dengan aktivitas kita selama pra
asrama? Berawal dari Finding Dory, Membuat
mimpi bersama, dan memperjuangkan tercapainya mimpi tersebut
Mimpi-mimpi itu tertulis diatas kaos oblong sederhana berwarna putih. Ada
satu mimpi jangka pendek yang harus diperjuangkan selama kurang lebih 1 minggu.
Waktu yang sangat singkat, bung! Bahkan
saya sempat takut jika saja ada satu diantara kami yang lupa akan mimpi
tersebut sehingga akan membuat semangat yang lain runtuh. Taukah kalian mimpi
itu? Ya, Haflah :
Saya mau cerita tentang Haflah..
Nakula, Srikandi.. kita semua tau bahwa banyak sekali hal yang terjadi
saat agenda pra asrama yang berkaitan dengan haflah. Kita semua paham betul
bagaimana perjuangan kita untuk Haflah tercinta. Seperti jalan kesuksesan,
jalannya tidak melulu lurus. Jalan kami berliku-liku. Perasaan kami tidak
lurus. Ada pula yang berliku. Banyak. Peristiwa tentang semangat, tentang suka,
tentang sadar menyadarkan, tentang sendu, tentang haru, tentang kecewa,
semuanya ada. Tetapi, siapa sangka bahwa ternyata peristiwa itu yang merekatkan
kebersamaan kita dan tentunya merekatkan semangat kita.
Saya terbiasa
memendam perasaan *jangan baper* I meant jika
ada peristiwa serupa, saya tidak dengan mudah bercerita atau mengungkapkannya
langsung saat itu juga, meskipun hati kala itu sangat sesak dan tak ada satupun
yang mengetahuinya. Hanya bisa diam dan menenangkan hati seorang diri. Hanya
Allah yang tahu, saat itu.
Salah satu Taman
Universitas Indonesia menjadi saksi latihan terakhir Nakula Srikandi. Meskipun
kami hanya bisa latihan sekitar 40 menit karena lama mencari jalan, dan harus
kembali ke asrama saat maghrib kami memanfaatkannya secara total! Alhamdulillah.
Ditambah saat detik-detik terakhir latihan selesai, hujan lebat mengiringi kami
berlari-lari menuju stasiun UI untuk naik Bis Kuning menuju asrama. Allah, apa
Kau tahu bahwa saya sangat menyukai momen ini? Momen dimana kita sekuat mungkin
memperjuangkan waktu. Sekuat mungkin. Saat asrama sudah di depan mata, kami
bergegas lari menuju teman kami, Mba Izzah yang kala itu menunggu di depan
pintu (karena lebiih dulu sampai) dan memastikan bahwa 59 dari kami sudah tiba di
kantor pusat. Apakah kalian tahu jam berapa kita sampai? 18.00. Tepat. : )
Alhamdulillah.. Allah saya sangat senang dengan suatu ketepatan. Allah..
Terimakasih. (jangan lupa baca tautan INI (click ya), tulisan salah satu peserta RK R.3 yang menggambarkan suasana haru antara Nakula Srikandi saat hujan mengguyur kota Depok :') )
Lagi-lagi, Allah
Maha Romantis. Kau tahu mengapa? Saya sangat salut dan bangga dengan Nakula
saat mereka tampil haflah dengan sangat totalitas. Saya terharu mereka begitu
menjiwai peran dan mereka mampu memosisikan diri dengan setting tempat yang berbeda dari perkiraan. Hei Nakula, bahkan saya
sangat tekagum ketika kalian melakukan improvisasi
yang sangat mendukung haflah kita :’) Srikandi disini sempat kaget Karena
kita tidak mengetahui jika kalian melakukan improvisasi
yang apik itu. Kalian bahkan tidak mengatakannya saat kita briefing di taman dekat mushola.
Perjuangan dan
totalitas itu akhirnya terbayarkan saat Bang Bachtiar mengumumkan juara haflah.
“Juara II adalah.. Regional 3 Yogyakarta!”
Alhamdulilah, alhamdulillah. Air mata ini kemudian jatuh tanpa kusadari.
Hati yang berdebar karena haru membuatku untuk lagi-lagi bersyukur kepada Allah.
Allah, hati ini senang. Sangat senang. Saya terharu atas pejuangan dan do’a
yang kita lakukan.. Srikandi keudian memeluk Umi Devi, supervisor srikandi angkatan 8.
Teruntuk
Nakula.. terimakasih banyak atas totalitas yang telah kalian lakukan demi cita
bersama ini. Terimakasih banyak untuk telah mengorbankan tenaga kalian. Meski
harus acting rasa nggak acting (jatuh beneran, lari beneran,
dll) sayasenang dan saya terharu.
Teruntuk
Srikandi, hai dayang-dayangku.. terimakasih telah ada untuk mengonsep haflah (bersama
dengan nakula juga) terimakasih untuk telah menjadi penyemangat bagi kita
semua. Srikandi Alfamidi, kalian memang paling tangguh dan terbaik : )
Teruntuk Nakula
dan Srikandi, Tidak ada yang lebih baik dari menjaga persaudaraan masing-masing
dari kita, dan ingatlah bahwa kita disini ada untuk mengemban amanah
beribu-ribu orang. Amanah itu sejatinya tidak diperebutkan kawan! Karena tanggungjawabnya besar, dunia dan akherat. Namun jika tidak diambil, bagaimana kita bias tau Allah mengambil amalan kita yang mana? Amanah adalah peluang kebaikan kawan : ) Ingatlah bahwa kita adalah investasi untuk peradaban yang
lebih baik. Laluilah jalan kita masing-masing untuk memperoleh kesuksesan itu.
Semangat berproses, ikhtiarkan dengan maksimal dan biarkan Allah yang
menentukan. Jangan lupa untuk terus menguatkan dan mengingatkan satu sama lain..
Terimakasih
Banyak Nakula, Srikandi. Tak lupa pula terimakasih banyak-banyak kepada Bang Chandra, Mas
Hamdan, Mba Devi yang senantiasa membimbing kami sejak agenda pra asrama hingga
saat ini. Terimakasih banyak untuk terus sabar, dan mengingatkan tentang perjuangan kami disini..
Sayang Nakula Srikandi 8 beserta Eksekutif Regional 3 Yogyakarta
Asrama Srikandi,
9 Agustus 20116 3.23 pm
Ulfah Choirunnisa