Bentanglahan Vulkanik (V)
9:59 PM
Bentanglahan dalam Bahasa Inggris berarti landscape atau
dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai pemandangan. Bentanglahan
dapat dibedakan menjadi dua, bentangalam dan bentang budaya. Baik
bentangalam dan maupun bentang budaya menunjukkan proses yang saling
terikat dan dalam bentuk yang beranekaragam.
Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform).
Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah
sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan,
seperti daerah perbukitan yang bentuk maupun ukurannya bervariasi atau
berbeda-beda, dengan aliran air sungai dii sela-selanya (Tuttle dalam Santosa
dan Muta’ali, 2014)
Berdasarkan asal proses utama material penyusunnya, maka
Verstappen (1983) mengklasifikasikan bentuklahan menjadi 10 macam, yaitu:
bentuklahan asal proses vulkanik (V), fluvial (F), gelombang (M), Angin (E),
aliran es atau glasial (G), tektonik atau structural (S), denudasional (D),
pelarutan atau solusional (K), organic (O), dan asal proses aktivitas manusia
(antropogenik) (Santosa dan Muta’ali, 2014)
Praktikum
Geomorfologi kami, memilih Wilayah Sleman-Gunung Kidul sebagai titik
observasi dikarenakan wilayah ini memiliki 6 dari 9
bentangalam di Indonesia. Almost complete. Bentangalam yang ada diantaranya
Vulkanik, Struktural, Fluvial, Solusional, Marine, dan Aeolin.
Photo by Ulfah Ch. Sortasi jelek dicirikan dengan tersebarnya batuan besar dan kerikil |
Stopsite atau titik pemberhentian kami yang pertama jatuh di
lereng Gunung Merapi berkoordinat
UTM X=0440895 dan Y=9152962 dengan elevasi 445 meter di atas permukaan laut. Kami tiba di suatu tempat penambangan pasir yang memiliki medan cukup ekstrem. Sehingga kami perlu melangkah lebar dan turun secara perlahan dari tebing yang tinggi. Karena ini merupakan tempat penambangan pasir, maka pemandangan disekeliling adalah alat-alat berat dan juga pick up pengangkut pasir. Kami tiba disuatu sabo dam Gunung Merapi. Sabo dam adalah bentangan panjang berbentuk persegi panjang yang dibuat untuk menahan aliran lahar. Dengan adanya sabodam ini kita dapat meneliti perkembangan sedimentasi melalui aktivitas sabo dam.
UTM X=0440895 dan Y=9152962 dengan elevasi 445 meter di atas permukaan laut. Kami tiba di suatu tempat penambangan pasir yang memiliki medan cukup ekstrem. Sehingga kami perlu melangkah lebar dan turun secara perlahan dari tebing yang tinggi. Karena ini merupakan tempat penambangan pasir, maka pemandangan disekeliling adalah alat-alat berat dan juga pick up pengangkut pasir. Kami tiba disuatu sabo dam Gunung Merapi. Sabo dam adalah bentangan panjang berbentuk persegi panjang yang dibuat untuk menahan aliran lahar. Dengan adanya sabodam ini kita dapat meneliti perkembangan sedimentasi melalui aktivitas sabo dam.
Gunung Merapi merupakan gunungapi teraktif di dunia dengan
tipe Strato Vulcano yang reliefnya bergunung. Tipe Srato dapat terjadi akibat Gunung Merapi yang memiliki sifat Intermediet
(Kadang eksplosif, kadang efusif) sehingga membentuk lapisan. Lapisan
inilah yang kemudian membuat bentuk Gunungapi bertipe Strato. Gunung
Merapi pada tahun 2006
mengalami erupsi tipe efusif dimana magma yang keluar ke permukaan bumi
berupa
lelehan. Tahun 2010, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi tipe eksplosif dimana magma yang keluar ke
permukaan bumi keluar disertai dengan letusan. Erupsi terakhir pada Bulan
Oktober tahun 2010, Gunung Merapi terdata memiliki VEI (Volcanic Explosivity
Index) berskala 4 dari 8 yang. Letusan Gunung Merapi pada saat itu adalah tipe
Pelean / Plinian dimana tipe ini merupakan tipe letusan gunung berapi yang
dapat terjadi ketika magma kental, biasanya tipe rhyolitic atau andesit
terlibat dan berbagi beberapa kesamaan dengan letusan Vulcanian. Karakteristik terpenting
dari letusan Pelean adalah adanya longsoran bersinar abu vulkanik panas, aliran
piroklastik, dan pembentukan kubah lava adalah fitur lain yang khas. Sifat dari
letusan dengan VEI berskala 4 yaitu cataclysmic dimana Letusan final yang
terjadi bisa jadi disebabkan oleh magma yang bercampur yang disebabkan oleh
masuknya magma basaltic panas kedalam magma yang dingin dan tidak pekat kedalam
ruangan dibawah gunung api. Hal tersebut menghasilkan peningkatan nilai
tegangan yang berkelanjutan sehingga dapat menyebabkan terjadinya letusan yang
bersifat cataclysmic. Ketinggian asap letusan pada VEI berskala 4 adalah 10-25
km dengan volume kurang dari 0,1 km3. Letusan dengan skala ini terjadi setiap
10 tahun sekali atau terjadi 287 kali dalam 10.000 tahun terakhir.
Saat terjadi erupsi Merapi, material-material piroklastik
terangkut ke arah selatan merapi menuju Sabo dam atau +/- 7 km dari puncak
Gunung Merapi. Gunung Merapi memiliki lereng dengan kemiringan 30 ̊-35 ̊.
Proses dominan yang terjadi adalah gabungan dari aliran lava dan aliran kering
gabungan piroklastik sehingga membentuk kerucut vulkan. Lereng vulkan
bersortasi jelek sebesar 15 ̊ yang artinya material berupa lahar, batu, dan
kerikil bercampur menjadi satu.
Bentuklahan asal proses vulkanik diantaranya kerucut vulkan,
lereng atas, lereng tengah, lereng bawah, kaki vulkan, dan baranco. Pembeda
antara lereng satu dengan lereng lainnya adalah dari adanya beda tekuk lereng.
Pada bagian kerucut vulkan tidak ditemuinya air. Mata air dapat ditemui antara
kerucut dan lereng vulkan dengan arah ke selatan membentuk lingkaran yang
merupakan sabuk mata air. Pada puncak vulkan terdapat lembah yang menghadap ke
arah selatan. Lembah tersebut terbentuk akibat gempa vulkanik yang menyebabkan
adanya tekanan dari bawah tanah lalu collapse sehingga material-materialnya
terhempas ke luar.Penggunaan lahan di
kaki vulkan adalah sawah karena di daerah tersebut banyak ditemui sungai atau
mata air. Selain sebagai sawah, di sebelah selatan memiliki potensi perikanan.
Pembeda antara lereng
satu dengan lereng lainnya adalah dari adanya beda tekuk lereng. Pada bagian
kerucut vulkan tidak ditemuinya air. Mata air dapat ditemui antara kerucut dan
lereng vulkan dengan arah ke selatan membentuk lingkaran yang merupakan sabuk
mata air. Pada puncak vulkan terdapat lembah yang menghadap ke arah selatan.
Lembah tersebut terbentuk akibat gempa vulkanik yang menyebabkan adanya tekanan
dari bawah tanah lalu collapse sehingga material-materialnya terhempas ke
luar. Penggunaan lahan di kaki vulkan
adalah sawah karena di daerah tersebut banyak ditemui sungai atau mata air.
Selain sebagai sawah, di sebelah selatan memiliki potensi perikanan.
Next: Bentuklahan Struktural (S)
Green Peace,
Ulfah/Najma/Ida
0 comments