Lapangan #2: Praktikum Geomorfologi
12:08 PM
Setelah
tujuh acara praktikum geomorfologi kita jalani dengan bahagia
(inshaAllah bahagia beneran) didampingi oleh asisten praktikum yang
super ketjeh, Mas Brian dan Mas Joko, tibalah saatnya kita untuk
praktikum lapangan. Sebenernya inilah praktikum yang kita tunggu-tunggu
karena kita akan melakukan praktikum di luar dan bisa tau sebenernya
pembahasan yang kita kerjain dengan susah payah itu gimana bentuk
aslinya di lapangan, dan benarkah selama ini kami membahas hal-hal
tersebut? Factor yang kedua adalah dua minggu sebelum lapangan, kita
terbebas dari praktikum dan laporannya. Karena sejatinya, praktikum
geomorfologi itu suuuuungguh menyenangkan. Beneran deh! Ini satu-satunya
praktikum yang paling aku suka diantara praktikum lainnya di semester
dua. Uuuw. Asik aja belajar tentang bumi, tentang bentuklahannya.
Kebetulan kelompok kami kebagian jadwal lapangan hari Sabtu, 30 April 2016. Rutenya berawal dari tatap
Fakultas Geografi tercinta-Gunung Merapi-Candi Boko-Tempuran Opak
Oyo-Panggang-Pantai Parangtritis-Gumuk Pasir-Fakultas Geografi tercinta.
Wah, dari ujung ke ujung banget yaa haha. But its okay, geomorphology
would be fun! Ohiya, aku lupa memperkenalkan dosen pembimbing di jadwal
kami nih. Let’s know them more,
1. Dr. Eko Haryono, M.Si
Beliau adalah dosen geomorfologi kami. Cara mengajarnya adalah dengan memacu mahasiswa untuk selalu aktif dikelas. Jadi, kegiatan dikelas selalu diisi dengan presentasi yang seluruhnya dibawakan oleh mahasiswa. Tiap kelompok mahasiswa tidak diberitahu terlebih dulu apabila kelompoknya akan maju presentasi pada hari itu. Beliau selalu menunjuk nama tim mahasiswa yang berasal dari nama bentuklahan untuk maju presentasi secara acak. Setelah selesai presentasi, selalu diiringi dengan diskusi yang akan dijawab oleh mahasiswa. Namun, beliau tidak membiarkan jawabannya begitu saja. Beliau selalu menambahkan dan atau membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disodorkan oleh tim lain. Ohiya, yang paling keren dari Pak Eko adalah beliau ini President Karst se-ASEAN! Wih, kurang keren apa Pak Eko ini.
Beliau adalah dosen geomorfologi kami. Cara mengajarnya adalah dengan memacu mahasiswa untuk selalu aktif dikelas. Jadi, kegiatan dikelas selalu diisi dengan presentasi yang seluruhnya dibawakan oleh mahasiswa. Tiap kelompok mahasiswa tidak diberitahu terlebih dulu apabila kelompoknya akan maju presentasi pada hari itu. Beliau selalu menunjuk nama tim mahasiswa yang berasal dari nama bentuklahan untuk maju presentasi secara acak. Setelah selesai presentasi, selalu diiringi dengan diskusi yang akan dijawab oleh mahasiswa. Namun, beliau tidak membiarkan jawabannya begitu saja. Beliau selalu menambahkan dan atau membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disodorkan oleh tim lain. Ohiya, yang paling keren dari Pak Eko adalah beliau ini President Karst se-ASEAN! Wih, kurang keren apa Pak Eko ini.
2. Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc
Berbeda dengan Pak Eko, Pak Danang mengajar geologi umum semasa kami di perkuliahan semester satu. Pak Danang sangat expert di geologi umum. Sistem pembelajarannya adalah ceramah. Jadi, beliau memberikan materi lalu kemudian tanya jawab apabila ada pertanyaan. Yang menarik darinya adalah Pak Danang ini selalu berhasil memahamkan geologi umum pada kami dengan cara menerangkannya yang mudah dipahami. Selain itu, beliau seringkali terlibat dalam penelitian bersama peneliti luar negeri lain khususnya bidang volcanoes. Ada yang tertarik dengan focus beliau? Mampir ke geo yaa
Itulah perkenalan singkat dari kedua dosen pembimbing kami. Yuk cus cerita ke praktikum geomorfologinya!
Sabtu
pagi sebelum pukul 07.00 WIB kami diwajibkan berkumpul di geografi
untuk berangkat bersama-sama menggunakan bus. Bus sudah terparkir dengar
rapih berjumlah enam ketika aku sampai. Tapi.. orangnya belum banyak
sih, jadi ulfah nggak telat haha. Jajaran asisten praktikum termasuk Mas
Brian dan Mas Joko juga sudah stand by disana. Tinggal menunggu
teman-teman untuk cus ah.
Kelompok praktikum Kamis jam 9-11
terpecah di dua bis berbeda. Bus empat dan bus lima. Ulfah di bus lima
dengan asisten pendamping kami di bus ialah Mas Joko. Kami berangkat ke stop site pertama: Gunung Merapi.
Entah kami berada di mananya merapi secara tepat, namun ternyata kami
turun dari bus dengan pemandangan pertama adalah gledor atau biasa
disebut bego. Sepertinya mereka sedang mengerjakan suatu proyek.
Selanjutnya kami jalan menelusuri jalanan berumput kecil, menuruni, dan
menaiki medan yang cukup ekstrim bagi saya yang nggak pernah pergi
petualang (haha) tibalah kami di suatu mirip tebing tapi bukan tebing
dengan ketinggian kurang lebih 1 meter. Kami berhenti disana, Pak Danang
dan Pak Eko menjalaskan kepada kami terkait bentuklahan pertama yang
akan kami kaji: vulkanik. Tapi disini ulfah nggak bakal bahas bentuklahan. Kalau mau tau, pindah ke blog yang ini ya ucgeolife.blogspot.com :3 cus ah!
Mau
bahas seneng-senengnya aja nih, kami di bentuklahan vulkanik ini asik
banget lho.. sambil lihat pemandangan gunung merapi yang keren banget,
dimana ternyata kami berada di lerengnya. Ohiya, di jalan menuju
bentuklahan vulkanik itu ada peringatan “Awas lahar panas/dingin”
jadi bayangin gimana kondisinya ketika jalanan itu dialiri lahar.
Padahal cukup banyak permukiman meskipun sebenarnya daerah itu dijadikan
sebagai tempat pertambangan pasir gunungapi.
Hanya
sekitar 40 menit kami di bentuklahan vulkanik, selanjutnya kita
langsung cus candi boko. Waktu perjalanan kurang lebih 40 menit untuk
dapat sampai kesana. Candi boko ini menurutku masih kalah cantik sama
Gunung Merapi. Karena kami hanya ‘numpang parkir’, kami hanya turun dari
bis lalu mendapatkan materi dari dosen di dekat escarpment.
Disamping kekurangannya, ada kelebiihannya juga dong. Adalah tempatnya
yang teduh jadi kami tidak harus kontak langsung dengan matahari.
Rasanya ingin berlama-lama namun ternyata kami sudah disuruh naik ke bus
untuk mempersingkat waktu agar tidak terlalu larut untuk sampai lagi ke
geografi. Ohiya, candi boko merupakan bentuklahan structural.
Volkanik,
structural, lanjut ke fluvial. Untuk bentuklahan fluvial, kami
mengambil obyek yang unik yakni tempuran Kali Opak-Oyo. Berlokasi di
Pundong, Bantul dan agak mblusuk. Kali ini sangat lucu cems, jadi
bentuknya kaya cabang yang jadi satu gitu. Warnanya pun berbeda. Hayolo,
liat di ucgeolife aja laa yaa hoho. Disini tempatnya panas. Sangat
panas. Bahkan ulfah beneran mau pingsan di tempat ini, tapi
alhamdulillah masih dikuatkan karena nggak mau nyusahin orang di medan
beginian :’ tidak ada tempat berteduh disini. Apalagi kami disana jam
setengah duabelas siang. Can you wonder it?
Stopsite fluvial
ini sangat-sangat mengharapkan akan hadirnya air yang membasahi
tenggorokan dan makanan yang mengganjal perut. Tibalah saatnya kami
beristirahat di mushola. Alhamdulillah.. nemu air untuk basuh muka..
dikasih air botol dan juga makanan yang enak. Semua sudah adem. Kurang satu, hatinya belum adem karena belum liat kamu Kami makan dengan lahap, sholat, dan istirahat sejenak. Hingga pada akhirnya ‘Yuk lanjut yuk keburu malam’ ‘Kita ke karst’
Wihiw
stopsite kita selanjutnya adalah karst! Kan asik ya, ke karst bersama
presiden karst se Asean. Perjalanan yang ditempuh merupakan perjalanan
paling lama. Sepertinya satu jam yang dibutuhkan untuk bisa sampai ke
karst panggang. Singkat cerita, kami sampai dan explore di satu titik
yang hanya bisa dlalui oleh satu orang namun dilalui oleh sekitar
serratus orang. Jalan setapak dengan relief tidak halus dan elevasi yang
lumayan curam. Sekilas mirip hutan dengan vegetasi lebat (Hayo kenapa
di panggang yang panas dan kering banyak vegetasinyaa? Tunggu liputannya
yaa di ucgeolife) usut punya usut ternyata kami diperlihatkan salah
satu bentukan asal proses karst (solusional) yakni cockpit. Tidak
terlalu terlihat dari tempat ulfah berdiri (huff)
Btw yang baju kuning itu Pak Eko
Lanjut peh, lanjut!
Yup
tibalah saatnya kita berbahagia ke dua stopsite terakhir ini. Adalah
bentuklahan marine dan aeolin! Pantai parangtritis kami pilih sebagai
stopsite untuk marine. Kami masuk pantai parangtritis dari gumuk pasir
jadi kami berada di pantai bagian yang sangat sepi hingga tidak ada
orang disana. Ah sangat menyenangkan dipantai hanya ada kami dan dosen,
Ditemani angin yang kami rindukan, penjelasan dari dosenpun tertangkap
dengan baik (inshaAllah, karena sebagian focus sudah hilang ke laut)
Yang baju belang2 itu Pak Danang
Jam
sudah menunjukkan sekitar pukul 15.55 WIB waktu kita tinggal sedikit.
Itu artinya kami harus segera moving ke bentuklahan aeolin. Satu-satunya
bentukan aeolin di Indonesia adalah Gumuk Pasir. Meskipun Ulfah orang
Jogja, tapi baru kali ini ulfah datang ke gumuk pasir hahahaha. Ternyata
sangat lucu dan keren, yaa meskipun pemandangannya banyak yang… pacaran
dan prewed (hmaja ya) disini semua personalia ((personalia)) enggak
ding, semua mhs dan dosen udah capek banget dan bahkan dosen hanya
memberi materi dikit banget nggak sampai 5 menit. Tapi disini kita
bahagiaaaaa banget karena dikasih waktu untuk main dulu. Jadilah kami
anak-anak PW yang super gabut yahud bikin video ala-ala. Half of pw sih
but it’s okay. Kami pun kembali ke geo jam 17.00 WIB.
Praktikum
lapangan ini saaangat membahagiakan meskipun cukup melelahkan. Huf,
tapi tak apa. Selelah-lelahnya orang kalau ngeliat orang yang semangat
juga gajadi lelah kok? Iyakan? Iyain aja ^^
p.s: tungguin artikel ulfah di ucgeolife.blogspot.com ya! Terimakasih, lovee
May, 3rd 2016
Ulfah Choirunnisa
Ulfah Choirunnisa
0 comments