Mengulik Sensasi Postcrossing dan Snailmailing

9:01 PM

Budaya menulis untuk sekadar say hi mulai berkurang dari hari ke hari karena adanya arus globalisasi. Salah satu dampak globalisasi adalah maraknya penggunaan smartphone, internet, dan segala hal yang bisa dilakukannya. Chatting, berkirim pesan singkat (SMS) dan juga interaksi melalui media sosial. Kita semua tentu sepakat, kemudahan dalam berkomunikasi ini memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan hubungan orang-orang. Terlebih terhadap orang-orang yang berada nun jauh disana. Kemudahan ini memang merupakan hal yang baik, dan bisa dibilang supportable. Tetapi yang perlu diperhatikan, bagaimana sistem berkirim kabar di era sebelum ini? Tentu jawabannya: berkirim surat. Dulu, berkirim surat sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan rasa rindu kepada orang tua, menyapa teman, mencari teman baru, dan mungkin juga untuk menyatakan perasaan kepada orang yang dikagumi.

Budaya berkirim surat kini perlahan mulai luntur –meskipun masih ada beberapa yang mempertahankannya. Rasanya, kita sudah benar-benar meninggalkan era terdahulu. Padahal, berkirim surat itu sebenarnya merupakan hal yang sangat asyik! Dan kita sebagai remaja masa kini –juga anak cucu kita kelak. harus turut ikut serta dalam mencoba ‘sensasi’ berkirim surat. Karena meskipun tujuan dari SMS dan berkirim surat itu sama, keduanya memiliki sensasi yang sangat jauh berbeda.
Salah satu cara untuk mengajak remaja atau siapapun yang ingin mencoba kembali ke era terdahulu dalam berkirim surat adalah dengan Postcrossing. Postcrossing adalah suatu kegiatan berkirim kartu pos dari satu daerah ke daerah lain, atau dari Negara satu ke Negara lain. Postcrossing ini sangat menyenangkan karena kita bisa bertegur sapa dengan teman –atau teman baru kita. dari belahan bumi yang berbeda dan tentunya dengan biaya yang murah, tapi sensasi wah!

Mengapa Postcrossing?
Kartu pos dapat berbicara banyak hal. Terlebih soal obyek dan budaya Negeri. Saya sendiri pertama kali mengirimkan kartu pos ke kenalan baru saya dari Rusia, saya memilih kartu pos bergambar Gunung Merapi. Di kartu pos tersebut, saya menjelaskan apa itu Gunung Merapi, sejarahnya dan bagaimana dampaknya terhadap Indonesia dan atau dunia. Dari situ, saya dapat ‘mempresentasikan’ obyek alam Indonesia, dan saya pun juga mendapat kartu pos dari teman saya dengan tema benda khas dari Rusia: Boneka Matrioshyka.

Istilah yang selalu membersamai Postcrossing adalah snailmailing. Sama-sama berkirim antar Negara yang berbeda. Yang membedakan, postcrossing hanya bertukar kartu pos sedangkan snailmailing biasanya merupakan bentuk lanjutan dari postcrossing. Snailmailing sama artinya dengan berkirim surat. Biasanya si pengirim sudah sering berkirim kartu pos ke kita, kemudian meminta kita untuk menjadi temannya dan berkirim surat.

Surat yang dibuat sangat menarik. Biasanya terdapat isolasi motif, tinta warna-warni, dan stiker. Belum lagi jika teman kita tersebut menawarkan untuk bertukar barang khas daerah atau Negara. Ini merupakan hal yang paling saya suka. Saya biasa memberinya teh kantong, kacu batik, atau permen khas. Mereka juga mengirimkan barang serupa, terkadang mereka menyisipkan bookmark, sticky notes, atau alat tulis lainnya.

Postcrossing dan snailmailing melatih kemampuan Bahasa kita terutama Bahasa inggris. Dan dengan keduanya, kita dapat belajar Bahasa asing lain juga.

Biayanya?
Biaya postcrossing tergolong murah. Pengiriman termahal dan terjauh yang pernah saya alami kurang lebih berkisar Rp. 15.000. Rp 15.000 saat itu sudah sampai Rusia atau Amerika. Berbeda dengan snailmailing. Snailmailing dalam pengirimannya disertakan amplop dan biasanya ditimbang terlebih dahulu. Tahun 2014, satu amplop ke Amerika dengan berat 10 gram masih berada di angka Rp 10.000. Usahakan dalam pengiriman jangan sampai melebihi 10 gram jika ingin menghemat biaya.

Apa Sensasinya?
Menunggu. Sensasi dalam Postcrossing dan snailmailing adalah menunggu. Biasanya kartu pos dari lawan akan sampai di rumah saya sekitar lima hari –rata-rata. Tercepatnya tiga hari. Hal yang paling mengasyikkan ketika pulang sampai rumah dan masuk kamar, ada benda persegi panjang yang bertengger di rak buku: kartu pos dan surat. Sensasinya lebih asik ketimbang hanya chat via virtual. Setiap ada kartu pos atau surat yang masuk, berasa sedang berulang tahun karena hal tersebut dapat dikategorikan sebagai surprise.

image
Gambar diatas memperlihatkan koleksi postcards yang saya peroleh dari berbagai belahan bumi.
Begitulah sekilas tentang postcrossing dan snailmailing. Kedua kegiatan ini akan senantiasa menjadi hiburan yang manjur bagi saya. Dengan postcrossing, snailmailing, kita dapat mendapatkan teman baru dari belahan bumi yang berbeda, melatih kemampuan Bahasa asing, dan tentunya merasakan bagaimana sensasi berkirim surat seperti yang dilakukan pada zaman dahulu.

Mulai sekarang, mari angkat lagi kebudayaan berkirim surat di era remaja masa kini, dan perkenalkan pula ke anak cucumu kelak agar sejarah berkirim surat ini tidak hilang ditelan zaman. Ayo nyurat!

Ulfah Choirunnisa

Baca ini juga, yuk!

0 comments