Menghindar Sejenak

9:03 AM

This post relates to the previous post one

Lagi-lagi, kalau kata Mark Manson, "..secara naluriah, kita mengukur diri kita sendiri dengan berpatokan pada orang lain dan untuk mencari status. Pertanyaannya, dengan standar apakah kita mengukur diri kita sendiri?"

Maksudnya, janganlah kita menilai kesuksesan kita dengan membandingkannya dengan kesuksesan orang lain. Tetapi, cukup bandingkan saja kita yang dulu dengan yang sekarang. Sudah lebih baik? Jika ya, kamu sukses. Tetapi, perlu diingat bahwa sukses bukanlah titik pemberhentian akhir. Sukses itu present continous.

Untuk orang yang mudah terdistract dengan social media seperti instagram, yang kerap sekali menggoyahkan hati -karena banyak sekali orang yg kita anggap sempurna disana-, akan menjadi lebih tenang ketika memutuskan untuk logout atau deactive beberapa waktu. Atau di status wa, boleh di mute dulu orang2 yang kiranya mengganggu stabilitas. Enggak berdosa kok, kan menghindari yang tidak-tidak. Toh, ini usaha kita menjadi sebaik-baiknya hamba.

Jika tidak demikian, baru saja kita melangkah satu langkah kedepan, kemudian membuka postingan orang² yang jauh sudah berprogress, sangat mungkin sekali langkah kita akan terhenti dan berkata "Ah nggak mungkin bisa nyaingin dia" atau "Sumpah dia udah sampe situ. Kenapa sihh -yang akhirnya otak kita hanya akan menegang-"

Cukup. Hentikan aktivitas yang menyakiti hati. Hanya kita yang tahu diri kita, hanya kita yang tahu bagaimana 'Merawat' diri kita. Setiap orang memiliki strategi start dan strategi menemukan titik balik yang berbeda-beda. Jangan diintervensi. Do'a-in dan semangatin aja :)

Baca ini juga, yuk!

2 comments