Bentanglahan Marine (M)

11:28 PM

Bentuklahan asal proses marine di Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya adalah di daerah Pantai Parangtritis. Gelombang arus pasang surut di Parangtritis membentuk kurva sinosidal dimana gelombang arus pasang surut tersebut memiliki puncak dan memiliki lembah. Konsekuensi  dari adanya gelombang arus pasang surut adalah adanya 2 proses yaitu deposisi yang memiliki bentukan deposisional dan erosi yang memiliki bentukan erosional. Selain deposisi dan erosi ada proses sedimentasi yang memiliki bentukan residual. Sedimentasi merupakan proses pengendapan material yang berasal dari gunung setelah melalui proses transportasi melalui sungai. Daerah pesisir selatan berhubungan langsung dengan Samudra Hindia sehingga akibat yang dapat dirasakan yaitu anginnya yang besar dan arusnya lebih besar jika dibandingkan dengan Pantura. Sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bermuara ke Pantai Parangtritis adalah Sungai Opak dan Sungai Progo.



Photo by Google Maps dengan tambahan oleh Ulfah Ch. Bentuklahan Cliff tidak dapat terlihat dengan jelas karena citra tidak memperlihatkan indikator ketinggian. Cliff akan mudah diidentifikasi melalui Peta RBI dengan menggunakan pedoman contour lines


Gelombang air laut ketika masuk ke wilayah pesisir maka akan menabrak topografi dasar lalu terbentuk zona pecah gelombang yang ditandai dengan air yang berbuih karena lembah gelombang menabrak dasar laut. Dari zona pecah gelombang kecepatannya akan lebih tinggi kemudian masuk ke daratan yang pada akhirnya akan membentuk sedimen, jika zona pecah gelombang surut (back wash) maka yang dibawa adalah material. Wilayah kepesisiran (coastal zone) merupakan daerah darat yang dipengaruhi oleh laut begitu pula sebaliknya daerah laut dipengaruhi oleh darat.

Daerah pesisir memiliki akuifer. Ketika massa jenis air laut lebih besar dari air tawar maka air laut berada di bawah. Saat air tanah dipompa maka muka air tanah akan turun lalu tekanan akan lebih besar sehingga air asin akan mendorong air tanah yang lama-kelamaan akan bercampur menjadi air payau. Pada daerah Pantai Parangtritis terdapat Cliff yang berjenis batuan berupa batu gamping karena terletak hampir berdekatan dengan bentuklahan asal proses solusional yaitu karst dimana di daerah karst merupakan bentuklahan dengan jenis tanah batu gamping.

Pasir dari Gunung Merapi dibawa oleh aliran sungai menuju ke selatan lalu dibawa oleh arus sepanjang pantai yang arusnya dapat dilihat dari bura (spit). pasir, dibawa oleh arus sepanjang pantai diimbaskan ke daratan yang dikenal dengan nama gisik. Pada saat surut, pasir dibawa oleh angin yang kemudian terakumulasi menjadi satu dan menjadi beting gisik dimana beting gisik tersebut biasa dikenal dengan istilah gumuk pasir. Jenis batuan yang terdapat di Pantai Parangtritis adalah pasir kasar-halus. Pasir bertekstur kasar terdapat di  gisik sedangkan pasir bertekstur halus berada di gumuk pasir. Beda besar butir pasir yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor gelombang dan angin dimana apabila material dibawa oleh gelombang akan menghasilkan pasir yang kasar karena daya angkut gelombang lebih kuat daripada daya angkut air dan material yang dibawa oleh angin maka akan menghasilkan pasir yang bertekstur halus. Sumber Daya Alam yang dapat dikelola dari daerah Pantai Parangtritis adalah adanya udang yang pada di daerah tersebut di budidayakan tambak udang. Selain itu, Pantai Parangtritis yang penuh dengan mitos ini juga merupakan tempat wisata yang sangat banyak diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun asing. Banyaknya wisatawan dapat memberikan keuntungan maupun kerugian. Keuntungannya adalah meningkatkan income sedangkan kerugiannya adalah sampah-sampah yang berserakan. 

Next: Bentanglahan Aeolin (E)

Green Peace,
Ulfah/Najma/Ida

Baca ini juga, yuk!

0 comments