Notulensi GEOS 2016

6:10 AM

Berikut adalah notulensi dari seminar GEOS 2016 bertemakan "Smart City Concept for Sustainable and Competitive Cities the Quest for New Urban Future"

Bp Sunarto
Technopark

Perkembangan suatu Negara dapat diukur dengan menggunakan beberapa indicator, salah satunya adalah teknologi. Prinsip dasar suatu kota yang sekaligus menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana membuat kota menjadi kota yang nyaman huni (Liveable city). Smart city merupakan suatu konsep bagaimana membuat kota menjadi lebih maju dengan potensi yang ada. Namun, belum semua daerah di Indonesia telah memahami dengan baik apa itu Smart city. Daerah yang telah memahami dan telah mengimplementasikan konsep Smart City tersebut diantaranya Kota Bandung, Kota Jakarta, dan Kota Surabaya. Inti dari konsep ini sebenarnya adalah bagaimana membuat kota menjadi lebih efisien dalam pemanfaatan teknologi.

Terdapat beberapa pendekatan kota sebagai dasar pengembangan yakni technopolitan, green city, smart city, dan juga agropolitan. Variatifnya pendekatan ini menjadi dasar pula bahwa tidak semua daerah perlu diterapkan konsep smart city, sebab masih banyak pendekatan lain yang lebih sesuai dengan potensi local daerah. Selain potensi, dalam pengembangan tentu juga mempertimbangkan dana. Salah satu aspek pendukung dalam smart city adalah teknologi. Penerapan teknologi membutuhkan dana yang cukup besar misalnya pemasangan kabel fiber optic dengan biaya per meter Rp 5.000.000. Oleh karena itu, pewujudan smart city tidaklah instan, melainkan perlu melalui beberapa tahapan.

Saat ini, perencanaan yang sedang dilaksanakan adalah perencanaan kota mandiri. Pimpinan daerah kini sekaligus menjabat sebagai manajer kota sehingga sedikit terdapat unsur politik di dalamnya. Perwujudan smart city per daerah perlu direncanakan dengan baik, dan setiap daerah harus berbeda sesuai dengan konsep geografi bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing. Wisatawan dari luar daerah pun akan merasakan kenikmatan yang berbeda dalam setiap wilayah.
Techno park dan Science park adalah konsep yang sedang di rencanakan pemerintah. Kabarnya, pemerintah merencanakan untuk membangun 100 techno park. Model pengembangan techno park berawal diantaranya dari technopreneur yakni wirausaha berbasis teknologi. Model ini mendorong penerapan hasil riset untuk masyarakat melalui wadah untuk mensinergiskan antara perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, serta Pemerintah Daerah.

Hal yang perlu dilakukan saat ini adalah analisis wilayah terkait wilayah mana saja yang dapat dikembangkan dengan konsep smart city, dan mana yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Bagi yang tidak sesuai, maka perlu dipikirkan konsep apa yang sesuai dengan daerah tersebut. Terakhir, Bapak Sunartono mengatakan “Supporting Theory itu penting, tetapi regulasi lebih penting. Idealis itu wajib, tetapi regulasi itu penting dan perlu dipahami bersama

Thing from him to note:
“Bagaimana teknologi mampu di sinergiskan dengan keunikan local. Tapi harus konsisten, tidak berkelanjutan.

Emmy Yuniarti
Youth role in smart city concept
“Makin sering pegang gadget, makin cuek dengan real life”
Itulah kutipan yang disampaikan Mbak Emmy sebelum memulai presentasinya. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa saat ini banyak sekali pemuda yang cenderung lebih asik berlama-lama dengan gadgetnya dan kemudian mmenjadi cuek dengan real life nya, Termasuk dalam konsep kota yang saat ini sedang gencar-gencarya diperbincangkan. Adalah konsep Smart city. Peran pemuda sangat diperlukan dalam mewujudkan konsep ini sehingga pemuda sangat diharapkan dapat membuka matanya dan melihat apa yang sedang terjadi.
Kota berbasis smart city tidak bisa diwujudkan secara instan tetapi perlu adanya adaptasi. Pada tahun 2025, penduduk di Indonesia di prediksi akan tinggal di daerah perkotaan. Perkotaan tidak hanya di definisikan dengan adanya apartemen, hotel, mercusuar, dan lain-lain melainkan leebih ke sifat kotanya. Sleman misalnya, kabupaten ini telah mengalami aglomerasi perkotaan. Ini mendeskripsikan tipologi urban sprawl. Tipologi ini mendomiasi perkotaan-perkotaan di Indonesia.
Asia Pasifik berbeda dengan Europe atau United States yang sudah expert dalam pemanfaatan teknologi. Asia Pasifik masih terkenal lemah dalam pemanfaatan teknologi. Apabila akan diwujudkan smart city berbasis teknologi, maka perlu adanya peningkatan dalam hal terkait. Smart city tidak selalu positif, dan tidak juga selalu negative karena tergantung padda manajer dan user, Karena pada tahun 2025 Indonesia di prediksikan penduduknya akan tinggal di perkotaan dan akan mengalami population boom, maka perluu adanya policy untuk turut menyukseskan smart city.
Prinsip hidup yang perlu ditanamkan dalam diri adalah Bagaimana kita hidup nyaman tapi tidak melupakan generasi selanjutnya. Kita hanya meminjam bumi, bukan mewariskan. Karena jika itu mewariskan, maka kita akan menggunakan bumi seenaknya saja. Prinsip ini sinkron dengan bagaimana kita memperlakukan daerah, atau kota kita khususnya. Perlakuan yang seharusnya diberikan pada daerah adalah perlakuan yang mampu memberikan ruang huni yang nyaman tanpa melupakan nasib generasi yang akan datang.
Peran Pemuda dalam konsep pengembangan kota adalah mengasal literasi, melakukan riset. Kita sebagai pemuda juga perlu bersyukur atas kondisi Indonesia yang tidak terang, sehingga kita mampu belajar memecahkan masalah. Pemuda juga harus membiasakan diri untuk saling berbagi, membuat komunitas, membagi ide, mengalah pada egoisme, dan berkolaborasilah!
Thing from her to note:
Smart cities=tools to reach SDGs

Bu Rini Rachmawati
ABG dalam Smart City
ABG bukanlah merupakan singkatan dari Anak Baru Gede. Melainkan, Apa itu Smart city, Bagaimana Smart city itu, dan Gagasan apa yang bisa diberikan untuk smart city.Smart city tidak selalu berbasis dan mengandalkan teknologi. Smart city juga dapat berupa implementasi smart building (vertical housing), smat road connection, smart connectivity, keep city green, smart mobility, smart retail, dan smart environment. Pertanyaan yang paling mendasar untuk Indonesia saat ini adalah: Berada dimanakah kita? Dalam genggaman ICT atau kita yang menggenggam ICT?
Smart city is not about technology. Smart city adalah konsep tentang bagaimana membuat kota tersebut menjadi pintar meski tidak selalu memanfaatkan teknologi. Tetapi trend yang ada saat ini adalah ‘smart’ sehingga hampir tiap kota atau wilayah menggunakan kata ‘smart. Misalnya smart city, smart regency. Konsep ini sebenarnya muncul dari banyaknya masalah yang terjadi. Kota seringkali mengalami masalah kemacetan yang cukup parah karena semua orang bergerak ke kota yang merupakan pusat kegiatan bisnis. Kemacetan ini kemudian membuat orang menjadi malas untuk melakukan mobilisasi ke luar rumah, sehingga munculllah inovasi smart economy smart economy yang merupakan bagian dari smart city. Adalah internet banking, sms banking, dan smart retail sepertti online shop dan kampong UKM digital.
Masalah transportasi, biasanya kota berbasis smart city akan banyak menciptakan modern public transportation seperti MRT, LRT layaknya di Singapore, Europe, dan China. Sejatinya, smart city tidak selamanya demikian. Dijon, france adalah smat city yang menerapkan system penyewaan sepeda yang mendukung kota tersebut sebagai smart city. Bankok, Thailand juga memiliki kebijakan taat lalu lintas sebagai pendukung konsep smart city nya. Apabila ada orang yang melanggar di Bangkok, maka polisi akan dibiarkan saja tetapi nanti tiba-tiba pengemudi diberikan surat, dan tidak bisa melakukan perpanjangan STNK.

Kendala dan tantangan untuk konsep smart city adalah kesiapan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dan pelayanan berbasis teknologi serta peningkatan Sumner Daya Manusia dalam menggunakan pelayanan. 

Baca ini juga, yuk!

0 comments