SRIKANDIARY #1: Tricky Trip

10:49 PM

Pagi ini tampak berbeda. Subuh begitu syahdu ditemani dengan guyuran hujan yang cukup lebat. Kamarku-kamar satu-tampak hangat oleh makhluk-makhluk di dalamnya. Empat orang -separuhnya adalah makhluk asli kamar satu, dan separuh lainnya adalah makhluk migran dari lantai atas dan kamar sebelah- tidur di masing-masing kasur (Kasur keempat ditaruh di bawah). Kondisi ini sudah biasa, dan kami sama-sama saling nyaman.

Malam itu, kami cukup tepar karena kami pergi cukup lama, yaa bisa dibilang kami pergi seharian. Pukul dua siang aku, kakren, dan PS memutuskan untuk pergi ke Jogja Islamic Book Fair –biasa disebut IBF- di GOR UNY. Ini adalah kali pertama aku ke IBF Astaughfrullah orang Jogja macam apa aku ini yang udah 19 tahun tinggal tapi baru pertama kali ke IBF. Praktis, aku sama sekali tidak membawa uang banyak dan polosnya tidak sedikitpun terbesit pikiran untuk mengambil uang di ATM. Tujuan awalnya sih, membeli buku. Tapi coba kita lihat di cerita ini.

Kita bertiga sebenarnya memiliki tujuan yang berbeda-beda untuk ke IBF. Kakren yang maunya kajian, aku yang maunya beli buku, dan PS yang gabut. Sampai di IBF kakren menuju ke tempat kajian, dan aku bersama PS cari-cari barang titipan anak Srikandi. Langkah demi langkah, stand demi stand, whoaaa… jadi inikah yang dinamakan IBF? Kataku. Banyak banget bukunya, diskonannya dan yang paling penting: Bukunya bagus-bagus, baru, dan.. hunted books.. wadudu harusnya aku ajak ayah nih kesini biar ada modus supaya dibeliin. Puter puter stand, pegang-pegang buku (dipegang aja sih, gemes padahal), pegang-pegang mushaf, pegang-pegang kerudung, aduduh.. IBF gini banget.. Puter-puter stand sambil baca synopsis, bertemulah aku dan PS dengan dua anak srikandi lain: Kak Unsky dan Muthia. Mereka lagi cari-cari buku, dan kita akhirnya muterin stand IBF bareng-bareng. “..Setelah ini akan ada kajian tentang *SENSORED* oleh Ustad Cahyadi Takariawan, silakan bagi yang akan mengikuti untuk segera registrasi di sumber suara…” “Wah ada Ustad Cah! Aku mau ketemuu” kata kak Unsky. Cuslah kita ke tempat kajian, nangkring di barisan kedua dengan muka yang masih tanpa malu. Sambil menunggu Ustad Cah, kami ngobrol-ngobrol asique

Usut punya usut ternyata Kak Unsky follow-followan sama Ustad Cah di IG! Wadudu ada apa nih. Nggak guys, nggak aneh-aneh kok Ternyataa.. Ustad Cah kenal deket sama Abinya Kak Unsky. Pak Ardani abinya Kak Una memang hits banget lah. Asma Nadia aja nge follow, keren! Seketika kita lobbying kak Una si ketua LM Psikologi UGM 2017 buat minta tambahan nama ‘Binti Ardani’ biar bisa foto bareng Ustad Cah. Assalamu’alaykum Pak Ardani, kami temannya kak Una (peace) ^^

Beberapa menit kemudian Ustad Cah udah di samping kita aja. Kak Una menyapa Ustad Cah dan.. yey kenal! Karena kak Una belum pernah ketemu. Kajian dimulai 2 menit kemudian. 5 menit pertama, masih normal, belum ada kepikiran yang berat-berat, belum ada malu. 10 menit kemudian, masker abu-abu sudah bertengger di telinga dan kacamata sudah di tanggalkan dari tempatnya. Wadudu, ngomongin apa dah ini. Still need a time to think about this. Aku dan kak Una mulai resah, Kajiannya berat banget nih. Kita kode-kodean dan.. yuk cari kak rahma! (Mau KIP di IBF). Aku, Kak Una, dan Muthia-yang resah sejak awal-akhirnya pergi keluar untuk cari buku dan cari kak Rahma.

------------------KIP dari jam setengah 5 sampai jam setengah 6-------------------

Adzan Maghrib telah berkumandang, ternyata srikandi punya feel yang sama: mau sholatnya di luar aja. Masjid mujahidin UNY menjadi pilihan. Sepanjang perjalanan kami menikmati kebersamaan. Tidak ada waktu yang tersisa tanpa tawa, huf. Terbukti yang ada di kabin merupakan anak-anak receh –Aku, kakren, kak upik, Muthia, ps- Tenggorokan mulai kering, Alhamdulillah di depan kami sudah ada solusinya: Kopma UNY. Kami segera sholat usai membasahi tenggorokan dengan minuman yang kita beli. Masjid Mujahidin adalah masjid UNY yang bagi kami adalah masjid yang MasyaAllah! Tingkat, dan luas. Yang perlu di highlight utamanya adalah tempat wudhu dan kamar mandinya yang begitu nyaman. Salut deh, salut!

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7. Selanjutnya, kita anterin kak upik balik lagi ke IBF karena tadi dia dateng Cuma buat KIP trus tergiur masuk :p. Kabin menyisakan aku, kakren, Muthia, dan PS. Ohiya, ko bisa ada Muthia? Karena kak una harus rapat ketua lembaga, dan Muthia gaada tebengan lain jadi ikut kita deh! Cacing di perut mulai mengeluarkan amarahnya, meraung-raung kepada si para empunya perut untuk segera memasukkan makanan kedalam perut mereka. Diskusi singkat dalam cabin akhirnya memunculkan satu nama tempat makan: preksu. Hey gais ini bukan kata kotor ya, ini merupakan nama tempat makan ayam geprek yang merupakan singkatan dari geprek susu. Jadi, menunya Cuma geprek dan susu ya? Eh bukan dong, menunya lengkap kok. Cobain aja, tapi harus suaaabar yaa karena yang beli buaanyaak. Satu kelebihan preksu: ada jam sholatnya, jadi jangan heran kalau kamu datang saat waktu sholat preksu sedang istirahat. Biar barokah ^^

Handphone dalam tas slempang consina biru bergetar. Berhubung empunya tidak memiliki paket data, berarti getar tersebut memungkinkan dua hal: SMS masuk atau Battery low caution. Nama ‘Ibu (emoticon love)’ terpampang di layar handphone. Rupanya, Ibu menyuruhku pulang pukul 9 malam jika urusanku sudah selesai. Padahal kondisinya aku bahkan belum pulang dan belum menyalin tugas bulanan. Aku mulai memutar otak dan berpikir keras apakah aku akan pulang malam ini dengan kondisi badan yang cukup letih mengitari IBF dan menyetir seharian. Yasudahlah aku pulang besok saja, batinku. Tidak lama kemudian, kakak SMS menanyakan hal yang sama. Akupun berpikir ulang sambil menunggu makananku yang tak kunjung datang. Yasudahlah aku pulang saja hari ini, nanti istirahat di rumah, pikirku. PS kemudian menyeletuk “Ada yang mau ikut ke Festival of Lights?” Kemudian semua terdiam, mikir. Eaa, dilemma. Antara pingin menikmati pergi malam (lagi) dengan beristirahat di asrama untuk mempersiapkan kejar tugas bulanan. Kemudian lirikan datang padaku, eaaa. Enggak ding, PS nanya ke aku, whether I’ll follow or no. No, kataku. ‘Aku lelah pes, Taman kaliurang mah juauhhhh buangeett.. deket patung udang.. km 24, bisa pingsan dijalan aku mah’ Kakren dan Muthia juga nggak ikut, mereka lelah. Akhirnya, pees pun nggak ikutan juga. Pun Kak Una yang diajak pertama kali akhirnya gajadi karena gaada temen HAHA. Festival of lights, batal.

Kami kemudian sepakat untuk membelokkan kemudi ke Jakal km 9, where our pink dorm located. Malam yang lelah, gelap, dan dingin kupikir akan menghantarkan ketiga makhluk untuk tidur. Ternyata dugaanku sangat salah! mereka malah masih saja ngreceh :’)) dan masih sempet nyemangatin driver yang salah jalan sehingga mengharuskan muter ring road doeloe. Berasa main bola, punya supporter di belakang.

“Kamu pasti nanti nyampe kamar langsung rebahan di kasur dan akhirnya mager, tepar, gajadi pulang deh peh. yaQuin” doktrin pees
Sangat manjur, pes. Terimakasih.

Benar saja, Badan tergolek diatas kasur kakren yang sekarang sudah menjadi hak milikku. “Aku pulang besok deh gengs…” kataku. “Tuhkann” kata mereka bahagia setengah bullying karena aku yang wacana -_- sesaat kemudian kita sholat Isya dan menata kamar menjadi room for four. Dari keempat makhluk di kamar satu, aku tidak menyangka ternyata aku yang tidur paling dulu terbukti aku lelah tapi sok kuat mau pulang ke rumah.

Tepat saat aku rebahan dan akan memejamkan mata, hujan deras mengguyur jakal. Tidur kami akan segera menjadi tidur yang nyenyak ditemani dengan guyuran hujan. Selamat Tidur, Sri.
*
Malam itu menjadi malam yang indah dengan kebersamaan yang selalu menyertai disetiap detik, Malam itu, menjadi Tricky Trip bagiku. Bagaimana tidak, tujuan awal yang akan membeli buku akhirnya kalah dengan trick, kalah dengan giuran item IBF yang lain. IBF mau ikut kajian IBF? Nihil. Mau beli minum di IBF karena udah kering banget, tricked lagi dengan giuran ‘Mending beli diluar aja’. Gantian udah sampe di kopma, akunya salah beli. Salah beli minuman yang aku bahkan tidak suka. Tricked again. Selanjutnya, mau niat pulang ke rumah habis dari preksu dan asrama, doktrin ps ternyata tricked me for the last :)

Biarpun Tricky Trip,*hams (hayoo apa arti hams? Ayo dibuka catatan tahsin nya :p) Seperti yang sudah ku katakan tadi: kebersamaan. Meskipun lelah dan got tricked or trapped, tapi aku tidak merasa bete sedikitpun. Malah aku senang. Inilah yang dinamakan rumah, yang dinamakan keluarga. Mereka adalah tempat berpulang, dimana dengan melihatnya saja sudah mengingatkanku pada akherat dan menambah semangat di dunia. Baru kali ini aku mendapatkan keluarga baru yang benar-benar keluarga. Keluarga yang ketika ditinggal sebentar, udah kangen aja karena nggak ada yang icik, gaada yang ngetrick

Bersama Ustad Cahyadi Takariawan
*

Itu Tricky Trip ku, terimakasih Kakren, Ps, Muthia, Kak una, Muthia yang sudah terlibat dalam tricky trip ini. Srikandi yang lain, main yuk! Aduh ngaca dong peh, siapa yang biasanya ga pernah bisa diajak main L

Baca ini juga, yuk!

0 comments