Nikmat

2:03 PM

Oleh: Ustad Afifi



“Seandainya anda dan kita semua berusaha untuk mengakumulasi nikmat yang Allah beri, maka jawabannya: tidak akan bisa”



Hidup ini sejatinya hanya perkara nikmat, nikmat, dan nikmat. Setiap detik yang kita lalui adalah salah satu kenikmatan yang Allah beri. Belum tentu nikmat yang kita ketahui sudah kita syukuri. Jika nikmat yang kita ketahui saja belum disyukuri bagaimana dengan nikmat yang tidak kita ketahui. Oleh karena itu, bersyukur sangat perlu di setiap nafas yang kita hela. Hamdalah setiap saat sudah merupakan bentuk syukur yang paling kecil.

Ada dua macam nikmat yang perlu kita ketahui: Nikmat Islam dan nikmat tidak menjadi haruni. Nikmat Islam adalah nikmat yang terbesar. Karena sebagaimana kita tahu, agama adalah pedoman hidup kita sehingga nikmat menjadi seorang muslim adalah suatu petunjuk. Tidak ada nikmat terbesar lain kecuali kita menjadi muslim. Selain itu, menjadi seorang muslim juga meruoakan suatu kenikmatan terbesar karena dengannya, menjadi seorang muslim berarti selamat dari kekafiran. Menjadi seorang muslim juga berarti kita sedang memperoleh hidayah yang mahal.

Seorang muslim juga sepatutnya telah mendapatkan kebahagiaan. Hakekat kebahagaiaan adalah ketika diri kita masing-masing mendapati hati menjadi tenang, dan jiwa yang lapang. Karena hati tidak akan menjadi lapang apabila tidak terdapat iman di dalamnya. Ada suatu kalimat yang menggambarkan keadaan hati yang seharusnya: Ma fii qolbi ghairullah. Artinya ‘Tidak ada yang lain di hatiku selain Allah’ Sifat hati memanglah muqollibal qulub, mudah terbolak-balik dan membutuhkan semacam pembiasaan untuk tetap mengagungkan Allah di dalam hatinya. Jika ini biasa dilatih setiap hari, maka inshaAllah akan menjadi kebiasaan yang baik bagi orang yang melakukannya.

Baca ini juga, yuk!

0 comments