Day 12 Ramadhan 1436 H
#30DaysChallengeWhatYouGetInRamadhan
Aba ‘Ali Husein bin ‘Abdullah bin Sina atau lebih di kenal dengan Ibnu Sina, Pada tau Ibnu Sina kan? yang ahli dalam bidang kedokteran.. Ia ahli dalam ilmu tabib dan falsafah. Lahir dalam bulan Safar tahun 370 H (Agustus, 980 M) di negeri dekat Charmitan.
Ibnu Sina sangat istimewa dan sangat cerdas. Di usia 10 tahun, Ia sudah menjadi seorang hafidz atau penghafal Al Quran di tambah sudah paham ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu lainnya. Ibnu Sina mendapatkan pelajaran pertamanya dari seorang alim di rumah ayahnya. Beliau adalah ‘Abdullah Natila. Karena saking cerdasnya, sampai-sampai tidak ada yang dapat di ajarkan lagi kepada Ibnu Sina di umurnya yang sangat belia itu. Belajarlah ia secara otodidak dengan mempelajari ilmu keduniaan seperti fisika, logika, dan metafisika.
Tidak hanya ilmu dunia seperti yang diuraikan di atas, ia juga belajar ilmu tabib kepada seorang guru kristen bernama Isa bin Jahja. Sebelum berumur 16 tahun, Ia sudah menjadi tabib yang masyhur sampai kemana-mana bahkan lebih masyhur dari gurunya sendiri. Hingga Ia kehabisan guru..
Kebetulan waktu itu, Amit dati Buchata yang bernama Nuh bin Mansut dalam sakit keras dan tidak ada satupun tabib yang dapat menyembuhkannya. Saat itulah Ibnu Sina di panggil dan ternyata Amit pun sembuh. Sebagai hadiah, Amit membukakakn pintu biblioteknyayang luas dan lengkap. Ibnu Sina pun diizinkan untuk mempelajarinya.
Yang istimewa dari Ibnu Sina adalah meskipun Ia sangat cerdas, akan tetapi Ia tak merasa butuh diploma. Ia mementingkan amal lebih dari pujian ijazah, meninggikan hakikat lebih dari kemolekan bungkus.
Tetapi, Ibnu Sina juga pernah terkena fitnah. Bibliotek Amir Nuh itu di bakar oleh sekelompok orang yang iri dengannya. Mereka memfitnah bahwa Ibnu Sina-lah yang telah membakar bibliotek itu karena tidak ingin orang lain dapat mempelajari ilmu-ilmunya.
Saat ini, ada satu kitab Ibnu Sina bernama Kitab Asy-Syifa. terdiri dari 19 jilid besar dan sekarang masih tinggal satu naskah lengkap di bibliotek Oxford University.
Dari falsafah-falsafahnya, iman Ibnu Sina sedikitpun tidak bergoyang karena falsafahnya. Berbeda dengan filsuf lain yang telah rusak kepercayaannya terhadap Tuhan karena pendapatnya dalam falsafah. Jika memang dan sering Ibnu Sina bertemu dengan masalah yang rumit, ia pergi berwudhu dan meminta petunjuk Allah.
“..bahwa yang sebenar-benarnya takut kepada Allah itu. ialah hamba-hambaNya yang mempunyai ilmu.” (QS. Al-Fathir: 28)
Ibnu Sina wafat dalam umur 57 tahun di bulan Ramadhan tahun 428 H (Juli 1037 M). Beliau meninggalkan pusaka yang sedang menantikan ahli-ahli waris yang lebih dekat. yakni: Pemuda-pemuda Islam yang menaruh himmah, dan bercita-cita tinggi!
Bantul, 29 Juni 2015
Dalam rangka membuat resume
Capita Selekta, M. Natsir
Ulfah Choirunnisa
[UC]