Dua Ribu Enam Belas

1:43 PM

Hanya tinggal beberapa jam lagi, kita akan memasuki awal tahun baru 2016. Berarti kita akan meninggalkan tahun 2015 dan melangkah ke tahun 2016. Keluhan pun datang bertubi-tubi dari orang yang berlainan, atau mungkin juga muncul dari diri sendiri. Namanya saja keluh, berarti hal yang kemudian dipandang negatif: sedih. Banyak bukan, diantara kita yang merasa sedih karena segera akan meninggalkan tahun 2015?

Perlu digarisbawahi nih, sebenarnya apa ya yang membuat kita sedih meninggalkan tahun 2015? jawabannya pasti akan selalu berkutat pada: so much unforgottable moment happened. Kemudian penulis mencoba berpikir kembali
“Kenapa musti sedih? bukankah pikiran sedih karena meninggalkan kenangan tidak hanya terjadi di akhir tahun saja? Bahkan sebenarnya, setiap hari pun kita meninggalkan sebuah kenangan.” (Tolong jangan baper)
Terus, tahun baru musti seneng-seneng kan ya?
Senang-senangnya dipertimbangkan yaa yang seperti apa. Kalau senang-senangnya bareng keluarga, masak-masak it’s okay and it’s great. Kalau senang-senangnya kumpul bareng temen-temen di salah satu rumah mereka, dan berbagi cerita sehingga ikatan silaturahmi dan persahabatan mereka makin kuat, it’s dabest! But, kalau misal senang-senangnya ke kegiatan yang berakhir mubadzir? better not.
Jika kalian menyadari, sebenarnya pergantian tahun itu mengurangi umur kita meskipun pada akhirnya kita bakal nambah umur. Bukan berarti sedih yang kemudian harus muncul dari diri, Bukankah Allah dalam firmanNya telah berkata bahwa orang yang benar adalah orang yang meminta kematian?
“Kalau kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematian (mu), jika kamu memang orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah:94)
Sedih enggak, senang juga enggak. Lalu?
Refleksi, evaluasi, dan juga kontemplasi. Belakangan ini, penulis gemar dengan tiga kata ini karena ternyata mereka adalah kegiatan yang sebenarnya wajib dilakukan di sela-sela waktu yang ada.
Refleksi, refleksi makna pergantian tahun. Refleksi mengenai apa dan bagaimana cara menyikapi pergantian tahun. Mencari tahu apa yang kemudian menjadikannya ‘spesial’. 

Evaluasi. Orang Jepang hidup dengan penuh prinsip. salah satunya adalah  Kaizen dan Hansei. Yakni prinsip evaluasi setiap hari yang digunakan orang-orang Jepang dalam menjalani kehidupannya. jadi, mereka membiasakan diri untuk selalu mengevaluasi apa yang telah dilakukannya di hari itu. Mereka meninggalkan hal yang salah dan tidak akan mengulangi di keesokan harinya. Mereka juga mengambil hikmah dan pembelajran yang akan berguna di keesokan harinya. Selalu saja seperti ini setiap hari. What a good habbit!

Kontemplasi. Kontemplasi itu semacam.. merenung. Seperti gabungan antara refleksi dan evaluasi.
Refleksi, evaluasi, dan kontemplasi udah. Kemudian.....

BUAT RESOLUSI!

sepertinya ini adalah momen yang paling asik hehe. Menuliskan impian dan menguatkan tekad. Penulis sudah sering sekali menuliskan tentang mimpi disini.
Btw, ketika mau buat resolusi, sebisa mungkin harus diselaraskan dengan kemampuan. Jika ada resolusi 2015 yang belum terggapai dan masih berpotensi untuk diperjuangkan, maka tulislah itu kembali dalam resolusi 2016mu.

Hmm intinya, dalam menghadapi Ujian Nasional pergantian tahun hal yang harus dilakukan antara lain Refleksi, evaluasi, dan juga Kontemplasi. Karena dengan ketiga ini inshaAllah kita dapat menjalani tahun 2016 dengan penuh semangat dan ikhlas. aamiin..
.
.
Kasur, 31/12/15

Baca ini juga, yuk!

0 comments