Kehidupan adalah Mozaik, sedang Peradaban adalah Mukjizat

7:42 AM

Disarikan dari Kajian Islam Kontemporer oleh Ustad Musholi pada tanggal 6 Mei 2017 di Asrama Rumah Kepemimpinan Regional 3 Yogyakarta

Kalau kata Ustad Musholli, hidup itu seperti mozaik: Terpisah, terpencar, tidak tahu mana yang benar jika tidak diamati dan disusun secara seksama. Tingkatkan kehati-hatian dalam menyusun mozaik kehidupan. Karena bisa jadi, kita tertipu oleh mozaik-mozaik palsu yang
memang diberikan untuk menjebak. Naudzubillah.

Memanjat tebing yang lebih tinggi adalah sebuah keputusan terbaik. Sebagaimana mozaik dalam geografi diartikan sebagai potongan jalur penerbangan pesawat yang tentu hanya bisa disusun apabila dilihat dari ketinggian. Begitulah kita seharusnya, berada diatas, di ketinggian, bukan berada di kubangan dengan pandangan yang terbatas.

Allah telah menguatkan kaum muslim dengan penegasannya bahwa kitalah umat terbaik. Umat terbaik tentu bertanggungjawab untuk memperbaiki saudaranya, memperbaiki umatnya agar turut menjadi generasi-generasi terbaik. Majunya zaman diiringi dengan gejolak dan dinamika negeri yang cukup riweh menjadikan peradaban sebagai sebuah mukjizat. Peradaban yang baik dapat terwujud apabila mampu merangkul amar ma'ruf dan nahi mungkar, mampu menaklukkan diri sendiri, serta menaklukkan orang lain.

Menaklukkan diri sendiri mungkin mudah mengingat yang mengerti kelemahan dan kekuatan diri adalah diri kita sendiri. Beda halnya ketika kelak sudah berkeluarga. Sudah berkeluarga berarti siap untuk membentuk generasi yang lebih baik untuk mewujudkan peradaban terbaik pula. Memperluas rangkulan agar tetap bersama-sama amar ma'ruf nahi mungkar.adalah hal penting seiring dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga.

Implementasi yang memungkinkan adalah memimpin dengan bijak. Jadikan perbedaan sifat dan perilaku masyarakat menjadi tantangan, bukan halangan. Sebagai pemimpin masa depan, kitalah yang seharusnya menyesuaikan mereka. Meneguhkan niat, menegaskan diri, menguatkan jiwa, untuk tidak mudah terbawa perasaan -yang kini lebih banyak dikenal sebagai 'Baper'. Berabe jadinya kalau dikit-dikit baper. Kehidupan akan berasa dipaksakan, Jatuhnya menjadi tidak ikhlas, dan akhirnya menjadi tidak barokah.

Maka, jelaslah sudah tugas kita: Merangkul saudara untuk maju bersama memberikan yang terbaik untuk negeri, menyusun mozaik-mozaik kehidupan dari ketinggian dengan memberikan mukjizat berupa sebuah peradaban didalamnya. Agar kelak hidup menjadi barokah dan akherat menjadi tempat terindah.

Baca ini juga, yuk!

0 comments