Kutukan Sejarah (1)

11:30 AM

Sedari SMP, aku sangat tidak menyukai pelajaran sejarah. LKS (Lembar Kerja Siswa) nya berwarna kuning dan ketebalannya sangat mencolok sehingga mudah ditemukan ketika buku itu bercampur dengan buku lainnya di rak. UTS dan UAS paling menyiksa adalah IPS bagian sejarah karena lagi-lagi bahan yang diingat sangat banyak! belum lagi tanggal dan tahun yang suka terbalik-balik angkanya antar peristiwa.

Dulu, zaman aku SMP, pelajaran sejarah membahas tentang sejarah Indonesia. Sejarah bagaimana Indonesia dijajah, Indonesia melawan, Peristiwa G30SPKI, Agresi Militer I, Agresi Militer II, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Indonesia -utamanya bagian kemerdekaan. Tiap kali mau ujian, sejarah selalu saja mengambil porsi waktu belajar paling banyak. Dan karena model belajarku adalah hafalan, maka sesaat hafal, setelah selesai ujian dan tidak diulangi lagi, maka buyar sudah. Buyar. Aku senang sekali ketika aku kelas 3 SMP, akan beranjak ke SMA yang harapannya tidak ada sejarah -atau kalau ada, tidak seberat ini.

Harapanku rupanya belum dikabulkan. SMA ternyata masih saja mempelajari Sejarah meskipun materinya berbeda dengan materi saat aku SMP. Sejarah di SMA ku lebih banyak belajar tentang arkeologi, candi, dan asal usul benda purba. Bukan sejarah Indonesia secara real atau sejarah dunia. Mungkin pernah dipelajari, tapi aku tidak ingat karena aku masih tidak suka dengan pelajaran sejarah.

Singkat cerita, saat dinyatakan telah lulus SMA, aku bersiap diri untuk memasuki Peguruan Tinggi. Kampus, sederhananya. Dan yea! betapa senangnya hatiku ketika aku tau bahwa kehidupan kuliahku tidak ada pelajaran sejarah! I dont have any worries to memorize that -very much literature. Perlahan, pelajaran-pelajaran sejarah itu mulai tertinggalkan tanpa kusadari. Baik pelajaran IPS sejarah maupun pelajaran Agama yang bagian sejarah -trust me, the name and the dates are very difficult to memorize.

***
Rupanya aku terkutuk oleh rasa tidak suka ku terhadap sejarah. Masa kuliah rupanya masa-masa menggali ilmu sebanyak-banyaknya, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, dan membuat perubahan sebanyak-banyaknya. Betapa mirisnya aku ketika menyelami dunia kampus dengan hiruk pikuknya yang demikian, lingkungannya yang heterogen, dan orang-orangnya yang heterogen pula. 

Seketika, aku menemukan salah satu orang yang menjadi icon kampus. Ia banyak mengeluarkan kata baik ketika berada di depan mahasiswa, maupun melalui tulisannya yang meyakinkan. Bicaranya banyak, berdasarkan data, dan yang paling kusoroti adalah dia yang selalu memberikan penggalan sejarah disetiap tulisan maupun omongannya. Kemudian aku bertanya dalam hati,

Mas ini suka sejarah ya waktu sekolah?

Kukira hanya kebetulan. Mengingat di awal aku baru menemukan satu sosok yang demikian. Namun ternyata seiring berjalannya waktu, semakin aku memutuskan untuk bersikap penasaran dengan kehidupan kampus yang begitu 'bebas', banyak sekali fotokopiannya mas-mas yang ini. Hampir semua orang yang terkenal di kampus selalu berbicara dengan menyelipkan penggalan sejarah seperti 'Kalau kata Buya Hamka nih ya....' atau 'Wah ini mirip banget nih kondisinya kaya pas zaman orde baru...' penggalan-penggalan itu membuatku makin merasa bodoh. Dulu aku belajar ini woy, belajar orde baru. Tapi yang kaya gimana ya? pikirku.

"Ingat perkataan Ir. Soekarno, 'Jas Merah''" katanya.
Apa itu? tanyaku kala itu dalam hati. Ternyata Jas Merah adalah singkatan dari 'Jangan Sekali -kali Melupakan Sejarah'. Ku putar balikkan lagi pikiranku, berharap masih ada sisa-sisa pelajaran sejarah masa SMP tentang jas merah yang melekat. Nihil. Ya, tapi nihil. Aku tidak menemukannya sehingga aku harus bertanya pada google untuk mencerna asal usul penggalan sejarah yang dikatakan orang-orang secara instan. 

Ya, Semakin mengenal orang tersohor, semakin aku merasa bodoh. Mereka paham betul dengan sejarah. Mereka selalu mengambil pelajaran dari sejarah. Satu dari mereka pernah bilang 'Kita harus belajar sejarah supaya kita tidak salah ambil langkah dan kejadian yang lalu terulang kembali'.
Brilian! kataku polos. (Bersambung)

Image result for soekarno

Tulisan ini dibuat karena mimpi .

Baca ini juga, yuk!

2 comments

  1. "tulisan ini dibuat karena mimpi"? Bolehkah saya tau apa maksud kalimat anda barusan? terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dibuat karena sebelumnya saya bermimpi mengenai orang2 hebat yang tumbuh krn belajar dr sejarah

      Delete