Kutukan Sejarah (3-Selesai)

2:33 PM

...Dan.. masih berbicara tentang sejarah, kala aku masih pusing dengan pilihan buku yang harus di baca demi tersusunnya mozaik sejarah Indonesia, aku bertemu lagi dengan orang-orang yang kini turut 'membantu' menyusun mind palace (Istana pikiran yang dibangun dari diskusi dan literatur) ku. Mereka bukan orang yang sudah lama ku kenal. Baru saja genap setahun. Tetapi kehadirannya membuat mataku terbuka lebar untuk terus belajar sejarah. Tapi, bukan hanya sejarah Indonesia.

Lalu, sejarah yang mana lagi? (Part 2)

***

'..Peradaban yang terjadi sekarang udah beda jauh sama peradaban ketika Islam mencapai puncak kejayaannya di Andalusia. Tugas kita saat ini adalah merebut kembali kejayaan Islam pada masa itu'
Tunggu, Andalusia? dari namanya, aku coba menebak bahwa negara itu terletak di Benua Eropa. Tapi, apa hubungannya dengan Islam? Bukankah Eropa mayoritas dihuni penduduk yang memeluk agama kristen-katolik?

Film 99 Cahaya di Langit Eropa agaknya sedikit memberiku gambaran tentang Islam di Eropa. Tentang bagaimana sang aktor mengunjungi Hagia Sophia, Turki yang begitu memesona dan mengagumkan. Perlahan aku mulai memahami -dari film, bahwa ternyata, dulu sekitar tahun 700an M, Islam datang ke Eropa tepatnya Andalusia untuk menaklukkan negara-negara disana. Penaklukan ini rupanya adalah penaklukan agar masyarakatnya beralih dari non islam menjadi Islam. Penaklukannya berhasil dan membuat seluruh daratan Andalusia saat itu beragama islam semua kecuali 2 (atau 1? -lupa) negara yang masih belum bisa ditaklukkan,

Lagi-lagi aku dibuat penasaran dengan cerita ini. Sejauh aku bersekolah, aku tidak menemukan Andalusia di pelajaran sejarah manapun. Aku mulai merasa bahwa ini adalah 'additional' knowledge which every moslem should know. Ini wawasan yang baru bisa kudapatkan jika aku self-exploring tentang sejarah Islam di dunia. Tapi sayangnya aku tidak terpikirkan sedikitpun tentang self-exploring saat itu.

Semester awal kuliah, selain aku memutuskan untuk membeli biografi 'Hatta' dan meminjam buku-buku teman, aku juga membeli buku yang ada 'Embel-embelnya' Andalusia supaya aku bisa mempelajari lebih lanjut tentang Andalusia. 'Dari Puncak Andalusia' karangan Zainal Arifin dengan tebal buku 720 halaman menjadi pilihanku untuk (masih) mencari starting point 'menyukai sejarah'. Itu tebel banget, dan sebenarnya sempat ragu bakal bisa selesai. Terbukti, sampai sekarang masih stuck di halaman 200an (hiks) itupun sudah diulang 2 kali.

***
Allah kemudian menakdirkanku untuk tinggal di Rumah Kepemimpinan Regional 3 Yogyakarta. Sedari awal, aku menyadari bahwa aku disana bagaikan butiran debu yang dibelah tujuh. Sedang lainnya saat itu sudah terpancar bahwa kepribadian dan wawasannya sudah melimpah ruah. Tapi mereka belum menampakkannya, baru sekadar tebakanku melalui sorotan mata mereka.

Perlu sekitar 3 bulan untuk mengenal lebih jauh tentang mereka. Perlahan, mereka mulai memperlihatkan dirinya secara tersirat. Melalui jabatan, bacaan, dan tulisan. 

Ayu Rahmawati Kautsar Dieni atau akrab disapa Ayu Kudo, ialah Srikandi yang paling banget getol dengan buku dan tulisan. Seperti dijelaskan Kak Fia, Rak buku Ayu Kudo kurus, bukunya hanya sedikit (literally sedikit) tapi mind palacenya sudah sangat besar. Dia lebih dan sangat sering meminjam buku baik di perpustakaan maupun di temannya. Baitul Hikmah, perpus kesukaannya. Bacaannya bervariasi: mulai dari Islam, novel, pergerakan, semua dia babat habis. Senyumnya terkembang lebar ketika ia mendapatkan buku baru dari temannya atau hasil pinjaman dari Baitul Hikmah. Ia gelisah ketika ia belum selesai membaca buku tetapi sudah di tagih-tagih oleh pustakawannya. Ia selalu bercerita dengan menyelipkan penggalan sejarah seperti '..Ya Allah lupa lah, ga sehebat Badiuzzaman Said Nursi yang bisa nulis ulang karyanya sama persis' katanya saat harus mengulang tulisannya yang hilang sebelum sempat di simpan. Yuk, tell me who is he T_T Ayu Kudo juga sering nulis di blognya. Ayu Kudo adalah inspirasiku untuk belajar sejarah, utamanya sejarah Islam.

Masih ada lagi, namanya Nurul Muizah. Anak Kedokteran yang hobi banget sama sejarah. Mba Izzah ini yang kuceritakan di part 2 (yang beli 6 buku tempo), sekalinya pinjem buku, yg bagus-bagus banget. Dan tidak jarang buku yang dipinjam adalah buku berbahasa Inggris. Mba Izzah kini menjadi teman kamarku, jadi setiap kali dia baca buku dan bukunya keren, pasti disela-selanya selalu bilang 'Ya Allah ini bener banget ini. Keren banget. Upeh kamu harus baca buku ini pokoknya!' Berulang kali. Setiap kali selesai membaca buku, ia selalu storytelling kepadaku yang belum sempat membaca disela-sela kita kumpul bareng. Mba Izzah juga jadi inspiratorku untuk mempelajari sejarah baik Indonesia, Dunia, dan Agama.

Terimakasih Ayu Kudo dan Mba Izzah yang akhirnya membuatku semangat kembali dalam menghilangkan kutukan sejarah. Ketidaksukaanku kepada sejarah rupanya menjadi kutukan yang besar hingga membuatku hampir buta tentang sejarah negeri dan agama sendiri.

***
Inspirasi tidak selesai sampai disini. 

Aku, sebagai pemula masih belum expert untuk menyusun atau memberikan rekomendasi buku. Jadi, aku sangat senang jika kalian memberiku usulan buku-buku yang wajib dibaca. Aku juga merasa sangat beruntung ketika aku memiliki teman yang memberikan reading-list nya untuk menanyakan apakah aku memiliki salah satunya atau tidak. Buku yang direkomendasikan sangat asing bagiku. Sungguh. Bahkan aku tidak pernah mendengarnya. Beberapa buku yang menjadi reading-list nya yang masih kuingat hingga saat ini diantaranya Brief History of Time, Mukaddimah, (ternyata BHoT dan Mukaddimah ini bergengsi bgt!), Rumbalara, Che, dan Butir Kearifan Raja Jawa.

Satu kata ketika aku membaca reading-listnya: Sangat bervariasi.

Ada sejarah, Ilmiah, Islam, Syair, dan Kepribadian. Bagaimana caranya menyelesaikan semua buku itu? Tanyaku pada temanku. Kemudian ia menjawab Katanya, buku tidak harus dibaca habis. (Tell me how could it be please..) Si pemilik reading-list ini memang ternyata sangat mengagumkan. Sangat lihai dalam sejarah, apalagi cara ia menulis. ciamik. Yang lebih mengejutkan, katanya, target membaca perbulan adalah 5 genre yang berbeda.

Then, I was shocked. 

Seketika aku kagum dengan segala pengetahuannya yang selalu ia bagikan melalui tulisan. Tulisannya menagih dan tidak membosankan. Mungkin karena ketertarikannya pada syair, yang memang hadir untuk 'mempercantik' tulisan sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik. Ia religius, Ilmiah, dan logis.

***
Saat ini, aku sedang membaca buku '1984' karya George Orwell dan 'Penaklukkan Muslim yang Mengubah Dunia' Karya Hugh Kennedy. Berat atau ringan, harus di tebas demi wawasan yang lebih baik (huhu)


Daann... yeay! Dari 3 part 'Kutukan Sejarah', Aku akan coba menyimpulkan kiat-kiat mencari starting point untuk 'Menyukai sejarah' dan untuk menghilangkan kutukan sejarah versiku:
1. Self-exploring. Cari literatur tentang sejarah yang kita tahu obyeknya sehingga akan mudah membayangkannya. 
2. Membaca tulisan orang-orang yang lihai dalam sejarah. Tapi jangan hanya satu orang saja. Mewaspadai keterbawaan arus, Setidaknya, kita berusaha moderate kan? 
3.  Mencari teman yang memiliki ketertarikan yang sama: Membaca buku dan bisa storytelling ke kita (hehehe)

***
That's all for this 'Kutukan Sejarah' :) (Maaf tulisannya terkesan sangat tergesa-gesa)
Terimakasih bagi yang sudah membaca, terimkasih bagi yang terlibat di dalamnya. Semua membuawaku kepada perubahan yang besar. Setidaknya, hingga saat ini aku masih berjuang untuk menghilangkan kutukan itu. Aku sedang berusaha mempelajari sejarah. Oleh karena itu, aku sungguh sangat membutuhkan rekomendasi dari teman-teman dan juga tulisan yang mampu mendukung salah satu misiku. Pernah suatu kali aku mendengar bahwa untuk mempelajari Sejarah, perlu sesuatu yang unik dan kuharap teman-teman mampu membagikan keunikan itu agar aku sukses menyukai sejarah.

Kini aku sadar, tidak suka dengan pelajaran sejarah adalah hal yang salah besar! Mau bagaimanapun keadaan kita, kita harus berdamai dengan sejarah. Kita harus mampu mencintainya. Karena sejarah saat ini telah terbuka pada kita semua -meski harus pandai memilah. Zaman ini bukan lagi zaman 1984 dimana setiap perkataan, pemikiran, perasaan, disadap, dikendalikan oleh partai tertentu. Dan ini juga bukan zaman 1984 dimana sejarah harus direka ulang, dipalsukan, untuk keuntungan salah satu partai. 

Saat ini kita bebas. Saat ini kita merdeka. Sudah sepatutnya kita mencintai sejarah. Karena sekali lagi, sejarah menyimpan banyak pelajaran yang dapat kita ambil agar masa lalu yang kelam tidak terulang kembali. Agar kelak, kita mampu membuat perubahan besar dari kesalahan-kesalahan yang lalu, dan tetap melanjutkan pemikiran atau sikap para leluhur demi negeri yang lebih baik.

Sejarah memang sulit dipelajari bagi orang yang sempat 'hilang' ditelan waktu, seperti aku. Maka, bantu aku pahami sejarah!

(Selesai)

Baca ini juga, yuk!

4 comments

  1. aku penasaran sama yg sengaja ga kamu mention namanya yg reading targetnya 5 genre berbeda hmm.

    btw, thank you. it is such an honor to be mentioned in your inspiring blog eaaa

    ReplyDelete
  2. Wkwk. That is a stimulant supaya kamu segera membuatnya untukku wkwk :p

    ReplyDelete
  3. tapi kayanya aku bisa nebak sih siapa pemilik reading list itu :\, tebakan sok tau sih haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmmm -_- Do not guess here ya yuk, but really, aku inspired bgt dari dianyaaa. Orang baik kok yuk wkwk

      Delete